Bengkulu, sentralnews.com- Untuk menjaga kondisifitas Kota Bengkulu terhadap penyebaran informasi kasus Virus Corona, Direktur Umum Rumah Sakit M Yunus Bengkulu, Zulkimaulub mengimbau masyarakat untuk mengetahui dengan pasti perbedaan Suspek, Observasi, dan Terdiagnosa.
Hal ini disampaikan Zulkimaulub saat menjadi narasumber pada diskusi publik yang digelar Forum Mahasiswa Pemuda Basemah Libagh (Formapabel) Universitas Bengkulu dengan tema ‘Dialog Pemuda dan Media Untuk Antisipasi Hoaks Virus Corona Dalam Rangka Menjaga Kondisifitas Masyarakat Kota Bengkulu’.
“Masih banyak yang belum tahu mana observasi, suspek, dan terdiagnosa terutama dalam pemberitaan yang dimuat sehingga banyak masyarakat yang dibuat resah atas kabar yang tidak semestinya. Jadi pahami betul dulu,” kata Zulkimaulub, Sabtu (29/2) di Gedung Unib.
Lebih lanjut, Zulkimaulub menjelaskan gejala terkena Virus Corona berawal dari saluran pernapasan bagian bawah yang menyempit dan demam mencapai 38 derajat celcius disertakan batuk dan flu. Sehingga langkah pertama penanganan kasus ini, penderita diminta untuk mengisolasikan diri.
“Sesak nafas dan batuk berdahak, ada perubahan pada paru-paru saat di rontgent. Kalau sadar diri kita ini terkena gejala-gejalanya, jangan malah pergi bergabung dengan teman-teman, tanya-tanya sama keluarga, nanti malah keluarga juga kena. Langkah awalnya harus mengisolasikan diri sendiri dulu, misal di kamar, jangan suruh orang terdekat mendekat,” terang Zulkimaulub.
Saat ini, kata Zulki Maulub, vaksin untuk Virus Corona belum ada. Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bengkulu Zacky Antoni mengimbau masyarakat untuk melakukan pengecekan pemberitaan kasus Virus Corona sebelum membagikan berita di sosial media.
“Kita harus crosscheck dulu beritanya, karena berita yang beredar juga belum tentu benar, jangan mengeshare informasi yang belum kita tahu kebenarannya apalagi berita-berita semacam ini,” ungkap Zacky. (Lcy)
