Kadisdikbud: Pendidikan Seks Tak Perlu Masuk Kurikulum

Bengkulu, sentralnews.com- Psikolog Ainul Mardiati menyatakan angka kasus pelecehan terhadap anak dan perempuan terus meningkat.

Bahkan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Bengkulu mencatat sebanyak 35 kasus pelecehan di sepanjang tahun 2019. Meski demkian menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Budiman Ismaun pendidikan seks tak perlu masuk kurikulum.

“Seks tidak usah diajarkan, mereka bisa sendiri akan bahaya jika diajarkan nanti dipraktekkan akan lebih bahaya lagi,” kata Budiman, Jum’at (17/1) di Kota Bengkulu.

Budiman memandang bahwa pendidikan seks sudah cukup di mata pelajaran Biologi. Dimana pelajaran biologi mengenai organ reproduksi sudah gamblang diajarkan sejak di bangku sekolah dasar.

“Kita sudah berupaya memberikan pendidikan mental kepada anak-anak. Tidak hanya kecerdasan yang diajarkan, etika dan tata krama juga diajarkan disekolah,” imbuhnya.

Menurut Budiman Ismaun, pemerintah telah memberikan pendidikan yang bagus di sekolah. Sehingga kurangnya pendidikan bukan penyebab dari kasus pelecehan yang terjadi di Bengkulu.

“Namanya manusia ada-ada saja kelalaian dan khilaf,” pungkasnya. (Lcy)