Dinkes Bengkulu Minta Warga Waspada Wabah Antraks

Bengkulu, sentralnews.com- Gejala Antraks diduga sedang mewabah di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski belum ditemukan kasus antraks pada hewan ternak maupun manusia di Bengkulu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu meminta warga untuk tetap waspada.

“Sejauh ini belum ada hewan yang terdeteksi mengidap antraks, mudah-mudahan tidak ada, terhadap manusianya juga tidak ada, tapi kita harus tetap waspada,” kata Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, Rabu (22/1) di Kota Bengkulu.

Kendati demikian, Herwan mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Perternakan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memeriksa kesehatan hewan ternak, khususnya sapi, sebelum masuk pasar.

“Antisipasi kami berkoordinasi dengan Dinas peternakan dan Disperindag, kami ingin pastikan hewan ternak, khususnya sapi, tak terpapar bakteri antraks,” sambungnya.

Ia juga mengaku, pihaknya akan melakukan operasi pasar dan melakukan sampel pada daging, terutama sapi di pasar. Jika ada sampel yang mengandung bakteri antraks, pihaknya akan menarik daging tersebut dari pasar.

“Kita akan kunjungi pasar-pasar terutama yang menjual daging sapi, kemudian kita lakukan uji tes daging yang dijual ke masyarakat,” ungkapnya.

Antraks tergolong penyakit serius yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis, dan masih bisa diobati apabila terdeteksi sejak dini. Bahkan Kementerian Kesehatan RI sudah memperingatkan seluruh provinsi untuk mewaspadai potensi penyebaran bakteri antraks. (Lcy)

Dilansir dari hellosehat.com penyakit antraks atau sapi gila ini bisa terbagi dalam 3 jenis infeksi, yakni :

1. Penyakit antraks kulit

Penyakit antraks jenis ini menyerang kulit. Bakteri biasanya memasuki tubuh melalui kulit terbuka atau luka. Benjolan merah kecoklatan yang gatal dan tidak nyeri muncul 1-12 hari setelah paparan.Kebanyakan benjolan muncul di daerah wajah, leher, lengan, atau tangan. Benjolan ini membentuk lenting yang akhirnya pecah dan membentuk koreng hitan (eschar) dengan bengkak di sekitarnya. Kelenjar getah bening terdekat dapat membesar dan terasa sakit. Penderita juga terkadang megalami nyeri otot, sakit kepala, demam, mual dan muntah.

2. Penyakit antraks inhalasi

Antraks jenis ini menyerang paru-paru. Bakteri dapat memasuki paru-paru saat Anda menghirup spora. Gejala awalnya mirip dengan flu namun akan memburuk dengan cepat. Demam dan menggigil berkeringat (sering basah), nyeri badan, lelah berlebih, sakit kepala, pusing, atau pening, rasa tidak nyaman pada dada, seperti sesak dan batuk, mual, muntah atau nyeri perut. Jika tidak diterapi, anthrax jenis ini sangat fatal.

3. Penyakit antraks gastrointestinal

Anthrax gastrointestinal jarang terjadi. Anthrax ini menyerang sistem pencernaan. Anda dapat terkena anthrax ini dengan makan daging yang terkontaminasi. Gejala antraks gastrointestinal yaitu, leher atau kelenjar di leher membengkak, sakit tenggorokan, nyeri menelan, suara serak, mual dan muntah, khususnya muntah darah diare atau BAB berbadarah, nyeri perut, perut membesar.