Bengkulu, sentralnews.com- Dunia pendidikan di Provinsi Bengkulu masih dihantui persoalan penyebaran guru yang tak merata sehingga menghambat pendidikan. Bahkan di Bengkulu Selatan terdapat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang hanya memiliki 13 gutu yang mengajar 8 siswa secara sukarela alias tak digaji.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu Budiman Ismaun menyebutkan alasan tidak meratanya penyebaran guru sampai ke pelosok lantaran kurangnya peminat saat rekrutmen CPNS 2018 lalu. Dimana peserta CPNS yang lulus tak ada yang memilih tujuan penempatan di sekolah tersebut.
“Bisa saja sekolah yang tidak ada guru karena tidak ada yang memilih, dan BKD tidak bisa memindahkan lagi, itu pilihannya pas tes, jadi pas keluar kelulusan sesuai tempat,” kata Budiman, Kamis (20/2) di Kantor Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu.
Menurut Budiman, pihaknya hanya menyampaikan formasi atau sekolah-sekolah yang membutuhkan guru sesuai dengan mata pelajaran yang dibutuhkan. Dan penyebaran guru direkap oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) saat mendaftar sebagai peserta. Sehingga ia mengharapkan ada langkah kebijakan dari pemerintah daerah untuk menyebar guru yang menumpuk di satu sekolahan.
“Jadi begini formasi itu kita berikan ke BKD, dan BKD menayangkan itu, peserta tes itu memilih tempat. Artinya bisa saja numpuk di sekolah A. Inilah yng perlu andil pemerintah kita tetap menugaskan sesuai formasi, kalau belum berisi, maka akan disebar guru yang numpuk dan itu kewenangan pemerintah daerah,” terangnya.
Sejauh ini, Budiman menegaskan penyebaran dan pemerataan sudah dilakukan. Untuk melakukan itu harus memunihi syarat, dimana ada surat usulan sekolah yang melepaskan guru dan surat usulan sekolah yang akan menerima guru sehingga nantinya BKD bisa menerbitkan SK.
Berdasarkan data Analasis Jabatan (Anjab) pada Mei 2019 lalu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu mencatat ada 1.052 guru SMA di Bengkulu, dari angka yang dibutuhkan sebanuak 3357. (Lcy)