Bengkulu, Sentralnews.com- Jaringan Intelektual Manifesto Muda (JIMM) Provinsi Bengkulu, meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam hal ini Sekda untuk mencari kebenaran kabar dugaan oknum pejabat selingkuh yang telah beredar.
“Sekda selaku pembina ASN harus segera mencari kebenaran, jika benar maka oknum pejabat tersebut harus diganti. Ini soal moral,” tegas Ketua JIMM Bengkulu, Heru Saputra, kepada RMOLBengkulu, Jumat (28/8).
Kemudian lanjut Heru, mau itu pejabat atau siapa jika kabar ini benar maka harus segera ditindak.
“Jika salah maka tetap salah mau siapapun itu,” tegas Heru.
Diketahui berita sebelumnya, kabar tak sedap datang dari salah satu Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Oknum pejabat inisial E diduga melakukan perselingkuhan dengan wanita berinisial I.
I adalah ASN aktif yang juga bertugas di OPD yang sama. Informasinya saat ini I memegang salah satu jabatan Kasi di OPD tersebut.
Sumber media ini menyebutkan bahwa isu perselingkuhan keduanya sudah menjadi rahasia umum dan buah bibir.
“Sudah jadi rahasia umum, orang-orang di kantor itu juga sudah tahu,” katanya kepada media ini, belum lama ini.
Sumber media ini sangat menyayangkan hal itu terjadi, sebab OPD tersebut berhubungan langsung dengan nasib masa depan generasi penerus.
Kepada media ini, sumber bercerita banyak tentang dugaan perselingkuhan keduanya. Ia berharap Gubernur Bengkulu melakukan investigasi melalui pihak-pihak terkait untuk membuktikan kebenarannya.
Sementara itu, E saat dijumpai awak media massa yang mengkonfirmasi kebenaran kabar tak sedap ini mengaku siap bersumpah di atas Alquran dan mengatakan kabar itu adalah fitnah.
“Itu sumber informasinya dari mana, biar jangan fitnah, inikan banyak fitnah, mentang-mentang saya ikut itu (lelang jabatan), saya tahu itu,” katanya.
Ia juga meminta awak media untuk mereda kabar tak sedap ini. Bahkan siap bertemu dengan pihak yang menyebarkan kabar ini.
“Tolong direda lah ya, bila perlu ajak orang itu ke depan saya, jangan fitnah, fitnah itu tidak elok. Tanyakan orang di kantor itu, tanya, jadi jangan sampai bias, mana buktinya,” tandas E.