Prof Juanda Sebut Ucapan Sekda Kaur Salah Terkait Mutasi

Kaur, Sentralnews.com- Guru Besar Hukum Tata Negara IPDN Kemendagri, Prof Dr. Juanda, SH.MH menyampaikan, persoalan di Kabuapten Kaur yang memberhentikan Pejabat eselon II seperti yang di ucapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kaur Nandar Munadi tanpa izin Kemendagri RI itu jelas salah.

“Persoalannya di kaur itu memberhentikan orang dan mengangkat Plh tanpa izin Mendagri jelas itu salah,” kata Juanda kepada Media Bengkulu, Minggu (20/9).

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan pernyataan Sekda seperti Dilansir dari Rmol Bengkulu terbitan 19 September 2020 Sekda Kaur menyatakan dalam pemberhentian Kadis Dispora ini tidak perlu izin Kemendagri.

“Iya, masa kalau orang sudah melakukan pelanggaran didiamkan, harus izin, kalau pemberian sanksi tidak ada ketentuan,” jawab Nandar Munadi

Guru Besar ini kembali menegaskan sesuai dengan per Undang-Undangan tidak ada mutasi/pergantian tampa se izin Kemendagri.

“Pertama sesuai UUD yang berlaku pada prinsipnya tidak boleh memutasi, merotasi atau mengangkat mempromosi orang baru dijabatan yang baru. Kecuali atas izin dan persetujuan Kemnendagri, itu jelas tidak boleh selama 6 bula sebelum dan 6 bulan setelah dia diangkat,” jelas Juanda.

Tapi lanjut Juanda, boleh atas izin dan persetujuan yang mana?, misalnya ada jabatan kosong, karena orangnya sakit atau mendadak berhalangan tetap, meninggal dunia. Yang tidak bisa menjalankan tugas itu boleh mengangkat Plh.

“Kalau melalui proses lelang jabatan boleh definitip tapi kalu belum tiak boleh,” lanjut Juanda.

Berdasarkan apa dia diberikan sanksi itu, ada putusan pengadailan atau melalui proses Baperjakat kalau tidak ada keputusan itu tidak boleh.

“Takutnya atau saya kahwatirkan, inilah yang tidak boleh dilakukan sebenarnya dikahwatirkan ada kepentingan politik petahana dalam rangka pencalonan, misalnya dia yang bersangkutan ini tidak mendukung si bupati atau ada kecenderungan berpihak kepada calon lain misalnya,” ucap Juanda.

Kalaupun ada pelanggaran juga harus dibuktikan dulu tingkat kesalahannya itu apa?, boleh diganti kalau yang bersangkutan sudah melalui proses hukum, misalnya melakukan dugaan pelanggaran atau tidak loyal, melanggar sumpah jabatan, melanggar disiplin, yang mana yang dilanggar oleh kepalah dinas itu, ini harus jelas.

“Sejauh mana tingkat pelanggaranya, apa ringan sedang dan berat sehingga sampai menurunkan jabatan, ini katagori berat,” demikianlah Juanda. AR