Kalimantan Utara, sentralnews.com – Menyambut Hari Tuberculosis (TBC) Sedunia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar peringatan sekaligus mengadakan Sosialisasi Pelaksanaan Contact Tracing TBC.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Penggerak Pembinaan Kesejahterahan Keluarga (PKK) Provinsi Kaltara Rachmawati Paliwang, Wakil Ketua Bhayangkari Provinsi Kaltara Nana Erwin, serta Kepala Dinkes Provinsi Kaltara Usman, di Hotel Luminor Tanjung Selor, Rabu (24/3).
Kepala Dinkes Kaltara Usman menjelaskan TBC masih menjadi masalah utama, sesuai dengan acuan pada World Health Organization (WHO) tahun 2020. Diperkirakan sekitar 10 juta orang terpapar penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis ini. Indonesia sendiri berada pada posisi kedua setelah India sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak.
Penyakit yang banyak menyerang orang dewasa dengan rentang umur 45 tahun sampai 54 tahun ini dirasa kian menurun pada masa pandemi Covid-19. Pada Case Detection Rate (CDR) tahun 2019, 64 persen masyarakat Kaltara menderita TBC, sementara itu CDR pada tahun 2020 berkurang menjadi 33 persen.
“Penyebaran bakteri TBC ini melalui udara, contohnya seperti saat penderita berbicara, batuk, dan bersin. Karena kondisi lagi pandemi, masyarakat jadi terbiasa dalam menggunakan masker. Hal ini menjadi penekan penurunan penularan TBC”, ujar Usman.
Ketua TPP PKK Kaltara Rachmawati A. Paliwang, bersama dengan Wakil Ketua Bhayangkari Kaltara Nana Erwin menyerahkan KIE TBC kepada penderita TBC yang sudah sembuh dan masih dalam proses penyembuhan.
Disisi lain, Usman mengucapkan banyak terima kasih kepada jajaran Dinkes Provinsi Kaltara yang telah berjuang dalam membantu proses penyembuhan penderita TBC. Usman juga meminta agar stigma buruk masyarakat kepada penderita TBC dapat dihilangkan.
Penyakit yang banyak menyerang laki-laki ini dapat disembuhkan dengan meminum obat secara rutin dalam kurun waktu tertentu. Usman juga meminta agar penderita TBC tidak memikirkan masalah biaya pengobatan karena pemerintah telah memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada penderita TBC.
Sementara itu, Maulana, pria asal Tanjung Palas yang telah mengikuti pengobatan gratis ini mengaku bahwa pihak pemerintah sangat membantu dan memberikan harapan baru bagi dirinya.
“Awalnya sesak nafas dan batuk yang mengluarkan darah, harus diobati sekitar enam bulan. Saya ikuti aturan minum obat rutin dari rumah sakit. Akhirnya penyakit sesak, batuk kering, dan batuk dahak yang saya derita hilang hingga sekarang,” ujar pria lansia itu dengan senang.
Selain Maulana, Arfandi juga mengalami kejadian yang sama. Ia mengaku dirinya sempat merasa sangat terpukul akan kondisinya saat itu. Bayangan kematian terus menghantui dan tidak dapat dipungkiri, beberapa orang di sekitarnya meninggal dunia karena disebabkan oleh penyakit yang sama.
“Gejala saya sama dengan Pak Maulana, saya ikuti pengobatan gratis itu dan disuruh suntik injeksi selama dua bulan, hal ini sangat luar biasa dan jadi ujian yang besar untuk saya. Efeknya luar biasa juga, bersyukur saya bisa sembuh sekarang. Pesan saya, untuk yang masih berjuang harus tetap semangat,” beber pria 26 tahun itu.
Acara sosialisasi dilanjutkan dengan pemberian Komunikasi Edukasi Informasi (KIE) TBC oleh Ketua PKK Provinsi Kaltara dan Ibu Wakapolda Provinsi Kaltara kepada pasien yang sudah dan masih dalam proses pengobatan.(as)