Kalimantan Utara, sentralnews.com – Rencana pembangunan Pelabuhan Pesawan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), bakal dipindah. Setelah Gubernur Kaltara, Drs H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum langsung lokasi pembangunan Pelabuhan Pesawan, Rabu (4/8/2021).
Gubernur menegaskan lokasi rencana pelabuhan di Sepunggur Desa Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah itu belum layak, “Kalau dilihat dari gambar dan melihat secara langsung lokasi tersebut, Pelabuhan Pesawan ini menjolok ke tengah sungai sekitar 4 meter, itu tidak mungkin,” kata Gubernur.
Hal ini disebabkan kedalaman sungai hanya sekitar 7 meter. Persisnya pada sisi rencana pembangunan dermaga Pelabuhan Pesawan, dan “Kondisinya itu belum saat air surut terendah, kalau pasang surut terendah mungkin hanya tersisa 5 meter. Jadi kalau saya melihat tidak pantas dibangun di situ. Ini uang negara, jangan disia-siakan,” ujar Gubernur menambahkan.
Jadi Pembangunan Pelabuhan Pesawan ini merupakan wacana yang telah lama dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara, Tapi sebelum kita memastikan untuk memulainya, saya harus meninjau dulu lokasi tersebut. Karena saya tidak mau hanya menerima laporan dan gambar saja dari staf,” tuturnya.
Dengan begitu, meski permukaan daerah sekitar rencana pembangunan itu bagus, Gubernur berencana akan memindahkannya ke daerah lain yang tak jauh dari tempat sebelumnya, Adapun lokasi yang diinginkan Gubernur untuk pembangunan Pelabuhan Pesawan tak jauh dari tempat semula. Yaitu berada di Sei Menjuaring Salangketo Desa Tanjung Buka.
“Ini lokasi alternatif untuk pembangunan pelabuhan itu. Tadi kita sudah mengecek langsung kedalamannya ada sekitar 14 meter. Selain masalah kedalaman dan pertimbangan lainnya, arus air sungainya juga cukup tenang. Masalah ini rencananya akan kita rapatkan bersama instansi terkait,” terangnya.
Kepala Desa Tanjung Buka, Sukardi Yanto di sela-sela mendampingi kunjungan Gubernur, mengungkapkan kendati warga desa setempat mendukung rencana Pemprov Kaltara, namun perlu dilakukan kajian ulang secara komprehensif.
“Pada prinsipnya kami sangat mendukung, karena akan berdampak pada perekonomian warga desa. Tapi di sisi lain, saya menilai harus ditinjau ulang dulu dengan lebih detail karena situasi alamnya,” beber Sukardi.
“Pada sisi kiri sungai di Sepunggur itu memang agak dalam, tapi belum dapat dipastikan akan lama. Karena di sisi kanannya dangkal, dan kondisi ini terus terjadi dari tahun ke tahun,” sambungnya. (As)