Diinfokan Bos PT LSI Sembunyi di Hotel Nagoya, Karyawan : Bayarkan Gaji Kami, Anak dan Istri Kami Butuh Makan

BATAM, SentralNews.com  – AM CS (18) karyawan borongan PT LSI yang merupakan subcon PT Patria Maritim Perkasa resmi mengadu ke UPT Pengawasan Dinasker Provinsi Kepri. Pasalnya, hingga saat ini, manajemen PT LSI belum ada etikad baik untuk menyelesaikan pembayaran upah dari hasil yang dikerjakan mereka mulai dari bulan Mei-Juli 2021, lalu.

AM, salah satu karyawan menegaskan, bila pihak manajemen tidak juga membayarkan, maka mereka juga akan menyurati Komisi IV DPRD kota Batam untuk meminta bantuan atas apa yang mereka alami. Dan membuat laporan ke polisi atas dugaan penggelapan atau penipuan terkait upah yang mereka kerjakan tersebut.

“Kita sudah resmi laporkan ke Pengawasan kasus ini. Kalau telat 1-2 Minggu masih wajar pak, ini telat sudah sampai 3 bulan. Yang benar saja, mau makan apa keluarga kami,” Ucapnya AM, dengan wajah sedih dan mata berlinang menahan air matanya. Senin(2/8/2021) lalu.

Sementara itu, manajemen PT Lentera Segara Indonesia melalui Ahlan saat dikonfirmasi awak media ini mengatakan bahwa dirinya sedang dalam penyembuhan dari sakit. Dan dirinya pun mengaku sudah mengabari pada karyawan akan melakukan pertemuan setelah dirinya sehat.

“Saya di batam masih penyembuhan pak, saya sudah kasih kabar ke masing- masing perwakilan, dan sudah sampaikan jika kondisi saya sudah bisa bertemu saya akan temui. Terimakasih.” Jawabnya melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa(10/8/2021) lalu.

Hingga berita ini diunggah, AM salah satu karyawan saat dimintai keterangan kembali akan kasus yang mereka alami menyebutkan, bahwa manajemen PT LSI sama sekali belum ada memberikan upah mereka.

“Belum ada samasekali pak, teman-teman semua sudah pada emosi dan mencari-cari pak Ahlan ke Nagoya untuk menuntut gajinya. Yang saya takutkan dari teman-teman terlalu emosi dan berbuat hal-hal yang tidak diinginkan.” Katanya.

AM pun sangat berharap melalui pemberitaan ini agar semua pihak intansi terkait memperhatikan apa yang sudah diexpose oleh media. Dan pihak PT LSI dan PT Patria Maritim Perkasa harus bertanggung atas apa yang kami alami.

“Kami hanya menuntut hak kami, tidak lebih. Keluarga kami butuh makan pak, jadi tolong berikan hak kami. Saya khawatir bila kasus ini tidak segera diselesaikan, maka teman-teman akan habis kesabarannya, dan berbuat anarkis karena tuntutan keluarga mereka juga butuh makan,” pungkas.

Editor red.
Liputan Don.