Pemkab Seluma Publikasi Hasil Pengukuran Stunting Tahun 2021

Seluma, Sentralnews.com – Pemerintah Kabupaten Seluma melakukan aksi ke-7 dari rangkaian aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting yakni, Publikasi Hasil Pengukuran Stunting Kabupaten Seluma Tahun 2021.

Bertempat di Aula Seluma Park Center, kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Pemkab Seluma Hadianto yang didampingi Asisten Bidang pemerintahan dan Kesra Mirin Ajib pada Senin siang (13/12). Kegiatan ini dihadiri pula oleh beberapa pejabat serta tim konvergensi percepatan penurunan stunting Kabupaten Seluma.

Selain itu tampak hadir perwakilan Pimpinan Bank Bengkulu Cabang Tais, Kepala BPJS Kabupaten Seluma, perwakilan Kemenag Kabupaten Seluma, perwakilan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Seluma dan Kepala Desa se-Kabupaten Seluma.

Kadis Kesehatan Kabupaten Seluma Rudi Syawaludin dalam laporannya menyebut bahwa data stunting yang akan di publikasikan adalah hasil dari pengukuran berat badan dan tinggi badan balita yang di lakukan oleh Tenaga Pengelola Gizi (TPG) dan 22 Puskesmas pada bulan Februari dan Agustus pada setiap tahunnya.

“Tahun 2021 telah dilakukan pendataan dan dientry ke aplikasi EPPGBM sehingga di dapatkan data sebaran penurunan stunting di kabupaten Seluma yaitu sebanyak 636 belita (4,8%) dari 13.239 balita yang didata pada bulan Agustus tahun 2021,” ujar Rudi Syawaludin.

Selanjutnya, Sekda Pemkab Seluma Hadianto dalam sambutannya mengatakan bahwa sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting yang tertuang dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Penurunan Stunting.

Pada bulan Februari tahun 2021 angka stunting di Kabupaten Seluma adalah 5,96%, dan pada akhir bulan Agustus 2021 berhasil turun menjadi 4,80%.

“Saya memberi apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkomitmen untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Seluma,” ujar Sekda.

Untuk diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang kurang memadai terutama dalam masa 1000 hari pertama kelahiran (HPK).

Stunting dan kekurangan gizi lainnya pada 1000 HPK, selain menghambat pertumbuhan fisik dan rentan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.

Berikut data publikasi hasil pengukuran stunting kabupaten Seluma tahun 2021.

(C15)