BENGKULU – Bencana banjir dan tanah longsor melanda tujuh daerah di Provinsi Bengkulu. Data terbaru, Badan Penanggulangan Bencana Daearah (BPBD), Provinsi Bengkulu, tujuh daerah itu meliputi Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Tengah, Kaur, Bengkulu Selatan, Kabupaten Mukomuko dan Kota Bengkulu.
Bencana itu disebabkan curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang melanda sejumlah daerah di provinsi ini. Di Bengkulu Selatan, bencana banjir menerjang Desa Telaga Dalam dan Desa Cinto Mandi, Kecamatan Pino Raya.
Bencana tersebut merendam pemukiman penduduk sebanyak lebih kurang 33 Kepala Keluarga (KK), didua desa di Kecamatan Pino Raya. Tidak hanya banjir. Di daerah ini juga terjadi tanah longsor.
Tepatnya, di Desa Bandar Agung, Kecamatan Ulu Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Meterial longsor menutupi setengah badan jalan dan sempat membuat jalan lintas Manna – Kota Pagar Alam, Sumetara Selatan, terganggu.
”Setelah dilaksanakan pembersihan dengan tim gabungan BPBD Bengkulu Selatan, Babinsa dan Pemerintah Desa Bandar Agung Kecamatan Ulu Manna, saat ini jalan raya sudah lancar kembali dan bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua,” kata Kepala Bidang Tanggap Darurat, BPBD, Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah, saat dikonfirmasi, Minggu (6/2/2022), malam.
Saat ini, kata Khristian, situasi dan kondisi di Desa Telaga Dalam dan Desa Cinto Mandi, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, masih dalam keadaan aman dan kondusif.
”Air yang merendam pemukiman warga berangsur surut. Arus lalu lintas Jalan raya Manna – Pagar Alam, normal kembali dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua,” jelas Khristian.
Bencana banjir juga menerjang Kabupaten Mukomuko. Tepatnya di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Penarik. banjir itu terjadi di Dusun 1 RT 3, yang merendam 14 unit rumah. Lalu, di Dusun 2 RT 6, merendam 1 unit rumah, 1 unit mobil, 4 unit sepeda motor.
”Penyebab banjir di Dusun I karena aliran sungai yang sangat berliku dan sempit mengikabatkan lambatnya air turun ke wilayah muara. Penyebab banjir di Dusun 2, akibat gorong-gorong yang berada di jalan lintas nasional kecil dan dangkal serta tersumbat sampah kelapa sawit menyebabkan air lambat turun,” terang Khristian
Lebih jauh Anggota DPRD Provinsi Benkulu Zainal, S. Sos menilai “pentingnya penanganan lebih cepat sebap akses jalan merupakan salah satu hal inti dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga harus segara dibuka, bila perlu alat berat harus standbay di lokasi lokasi yang sering terjadi longsor,”(ADV)