Peletakan Batu Pertama Program Bedah Rumah oleh Bupati BU, Ternyata Batu Terakhir

Bengkulu Utara,Sentralnews.com – Peletakan batu pertama seyogyanya sebagai simbol dimulainya suatu pembangunan dan biasanya ditutup dengan pemotongan pita, terlebih peletakan batu pertama sendok semen pertama di berikan spesial kepada orang yang memiliki jabatan tinggi/ berpengaruh baik itu Presiden, Menteri,Gubernur, Walikota/Bupati bahkan camat sekalipun. Namun kata terkadang tak semanis rupa peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Bupati Bengkulu Utara, Ir.Mian dirumah warga Desa Perbo Kecamatan Kerkap yang mendapatkan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) beberapa tahun yang lalu hingga kini tak kunjung terealisasi sama sekali, patut dipertanyakan apakah batu pertaman sekaligus terakhir untuk rumah warga desa perbo ini.

Diceritakan Jajak, warga Desa Perbo Kecamatan Kerkap selaku pemilik rumah yang mendapatkan janji manis dari kepala daerah tingkat kabupaten tersebut bahwa saat itu peletakan batu pertama Bupati Bengkulu Utara Ir. Mian didampingi Isteri tercinta Eko Kurnia Ningsih, kepala DPRKP Bengkulu Utara serta awak media di rumah yang akan dibangun tersebut.

Peletakan batu pertama berjalan cukup hikmat meskipun tak senikmat kelihatannya wajar saja masuk dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sudah barang tentu belum mapan secara finansial tapi malah Pak Bajak selaku tuan rumah malah dibebani dengan membeli satu sak semen menggunakan uang pribadi, yang fungsi semen tersebut untuk Ir. Mian berswa foto dengan sendok semen ditangan yang bertajuk ‘peletakan batu pertama’ namun tidak mendapat penolakan dari pak Bajak mengingat rumah impian sudah didepan mata ‘harusnya’.

“Iyo dirumah sayo. Yang megang kernis, nyemen didepan rumah sayo itu pak Mian itulah. Sampai kini belum ado bantuannyo. Waktu acara itu sayo dewek yang beli semen 1 sak untuk acara itu. Tapi sampai kini belum ado bantuannyo lah. Kepalo dinasnya pak Burman,” ujar Jajak dilansir dari lensajurnalis.com terbitan Selasa (24/05/2022).

Terlepas itu semua pemilik nama Jajak ini masih berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara terlebih kepada Ir. Mian selaku bupati sekaligus saksi hidup yang menyaksikan gubuk reot miliknya butuh uluran tangan pemerintah, meskipun terkesan lambat dari perkiraan peletakan batu pertama.

“Harapann sayo kepada Bupati Mian, janji Bupati Mian untuk memperbaiki rumah sayo bisa terwujud karena lah berapo tahun ditunggu sampai kini belum ado,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Ir. Mian hingga berita ini diturunkan belum bisa dimintai klarifikasinya terkait hal ini.(AR)

 

Sumber : lensajurnalis.com