Bengkulu, Sentralnews.com – Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPC Bengkulu melalui Kabid SPBU Hiswana Migas Bengkulu Yevi Anwar pada hari
Rabu (16/11) di Rejang Lebong menjelaskan bahwa seluruh SPBU yang tergabung di Hiswana Migas Bengkulu masih menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai dengan daftar harga yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) per 01 November 2022.
Adapun harga BBM di Provinsi Bengkulu adalah
1. Pertalite 10.000
2. Bio Solar 6.800
3. ertamax 14.500
4. Pertamax Turbo 14.900
5. Dexlite 18.700
6. Pertamina Dex 19.350
Penyesuaian harga BBM tersebut dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No.
245.K/MG.01/MEM.M/2022.
Hiswana Migas Bengkulu mengakui bahwa pasca penyesuaian harga BBM per 01 November 2022 terjadi sedikit peningkatan penggunaan Pertamax dan Pertamax Turbo di beberapa SPBU se-Provinsi Bengkulu sedangkan untuk Dexlite serta Pertamina Dex cenderung mengalami penurunan namun hal tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap penyaluran Pertalite maupun Bio Solar karena hingga saat ini masih sering terjadi antrian kendaraan yang akan mengisi BBM Bersubsisdi tersebut.
Salah satu penyebab masyarakat tidak mau menggunakan BBM Nonsubsidi yang di klaim oleh Pertamina memiliki kualitas yang lebih baik dan direkomendasikan untuk kendaraan masa kini adalah disparitas / selisih harga yang cukup tinggi antara BBM Bersubsidi dengan BBM Nonsubsidi.
Untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) harga BBM Nonsubsidi di Provinsi Bengkulu memang termasuk yang paling tinggi. Harga tersebut bukan
ditentukan oleh Pertamina, SPBU maupun Hiswana Migas Bengkulu namun menyesuaikan dengan Peraturan Gubernur (PERGUB) Nomor 02 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 3 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.
Dalam peraturan tersebut PBBKB untuk BBK di wilayah Provinsi Bengkulu yang sebelumnya 5 % disesuaikan menjadi 10 % sedangkan untuk produk Jenis BBM
Tertentu (JBT) atau BBM Bersubsidi serta Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 5 %
Penyaluran BBM menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Pemilik sekaligus pengelola SPBU 24.39.106 Air Putih Baru Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong.
Selaku pengelola SPBU sekaligus Kabid SPBU Hiswana Migas Bengkulu Yevi Anwar pada hari Selasa (15/11) menjelaskan bahwa saat ini distribusi BBM dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Pulau Baai Bengkulu ke SPBU yang dikelolanya masih normal.
Keterlambatan pengiriman BBM memang masih sering terjadi karena pohon tumbang maupun longsor di jalan lintas Kepahiang Bengkulu Tengah tepatnya di
kawasan pegunungan namun hal tersebut jarang berlangsung lama karena apabila pengiriman dari Pertamina Bengkulu tidak bisa dilakukan maka pengiriman akan
dialihkan dari Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
SPBU Air Putih beroperasi selama 12 jam setiap harinya yakni mulai pukul 06.00 s/d 18.00 WB, BBM Bersubsidi yang tersedia hanya Pertalite sedangkan untuk Bio Solar
tidak lagi disediakan karena pihaknya sudah terlalu sering di komplain oleh pemilik usaha di sekitar SPBU yang tidak bisa berjualan karena tertutup kendaraan R4/R6 yang antri bahkan pihaknya juga pernah ditegur oleh Polres Rejang Lebong serta Batalion Infantri 144/Jaya Yudha Curup karena antrian kendaraan sering menyebabkan kemacetan bahkan kecelakaan Lalulintas.
Terkait penyaluran BBM untuk bulan Desember nanti atau menjelang hari raya Natal 2022 pihak SPBU masih melihat kondisi dilapangan apakah akan menambah pasokan atau tidak sedangkan menjelang Tahun Baru 2023 pihak SPBU berencana akan mengajukan penambahan stok pada H-3 dan H+1 karena perayaan Tahun Baru 2023 akan berlangsung pada akhir pekan, sehingga berpotensi terjadi peningkatan konsumsi BBM karena masyarakat akan merayakan malam tahun baru diluar kota maupun masyarakat luar provinsi yang akan merayakannya di objek wisata di wilayah Provinsi Bengkulu.
Untuk menghadapi hari raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Yevi Anwar berharap agar pihak Polres Rejang Lebong maupun Polres Jajaran Polda Bengkulu agar menempatkan personil Polri berseragam Dinas untuk melakukan pengamanan karena meskipun saat ini pengisian BBM Bersubsidi (Pertalite dan Bio Solar) harus dicatat (STNK dan Nopol kendaraan) atau menunjukkan QR Code terdaftar di aplikasi MyPertamina namun masih sering terjadi keributan antara operator SPBU dengan oknum masyarakat pengguna R4/R6 yang tetap memaksa dilayani meskipun tidak bisa menunjukkan QR Code terdaftar di aplikasi MyPertamina atau tercatat telah berulang kali melakukan pengisian.
Keributan antara oknum masyarakat dengan operator SPBU saat pengisian berpotensi akan meningkat karena menjelang malam perayaan tahun baru 2023 akan terjadi peningkatan masyarakat yang mengisi BBM dari luar kota/provinsi maupun masyarakat dari pelosok desa.