Disinyalir Karena Diberitakan, Manajemen PT TH Info Plantation Akhirnya Pulangkan 5 Warga Batam Yang Sempat Tertahan

BATAM,SentralNews.com  – Manajemen perkebunan kelapa sawit PT TH Indo Plantation yang beralamat Bintangur, Kecamatan Pelangiran, Kebupaten Indragiri Hilir, Riau akhirnya mengizinkan kelima warga Batam yakni yakni AH, JM, DS, AP, CH untuk kembali pulang ke tempatnya masing-masing, setelah sebelumnya mereka di minta ganti rugi ongkos rekrutan.

Untuk diketahui, ke 5 tenaga rekrutan tersebut awalnya mengaku adapun alasan mereka resigne (mengundurkan diri) dari perkebunan sawit itu dikarena brosur informasi kerja yang didapat dari group Facebook tidak sesuai dengan fakta dilapangan setelah mereka bekerja.

Menurut keterangan salah satu karyawan inisial CH, yang menghubungi redaksi media ini, mereka telah sepakat berdamai dan manajemen perkebunan mengizinkan mereka untuk pulang ke Batam.

“Dengan ini saya menyatakan bahwa kami rekrutan dari batam atas nama inisial, AH JM DS AP CH sudah menemukan titik temu perdamaian dengan perusahaan, dari pihak perusahaan memberikan bantuan angkutan dari perusahaan sampai ke pelabuhan.” Sebutnya, Minggu (11/12/2022) malam dini hari kemarin, melalui pesan Whatshap.

CH juga menjelaskan, bahwa kedua pihak yakni menejamen perkebunan dan ke 5 orang karyawan rekrutan dari Batam tersebut telah membuat surat kesepakatan bersama diatas materai.

“Dan untuk selanjutnya menjadi tanggung jawab kami masing2 mau menuju ke tujuan masing.
Dan untuk kedepannya agar tidak ada tuntutan dari kami dan dari pihak perusahaan karna sudah ada titik terang dari permasalahan ini.
Dan untuk postingan berita kemarin agar segera dihapus agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Sekian dan terima kasih.” Pungkasnya.

Hingga berita ini diunggah, manajemen perkebunan belum memberikan keterangan resmi, terkait kronologis perekrutan ke 5 orang warga Batam itu, apakah benar seperti berita sebelumnya, manajemen perkebunan tidak melaksanakan janjinya sesuai pada brosur lowongan kerja yang telah update di media sosial Facebook group Loker Kerja Batam hari ini.

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 5 warga Batam tertahan di perusahaan perkebunan sawit yakni PT TH Indo Plantation yang beralamat di Riau, kelima warga Batam tersebut yakni AH, JM, DS, AP, CH.

Kejadian ini pun sudah di fosting salah satu korban atas nama aku Ucup matepor di media sosial Facebook group Wajah Batam Hari Ini, Kamis (8/12/2023)kemarin.

Dalam postingannya, Ucup matepor sebegai berikut : Mohon izin min.
Saya mau cari solusi . Saya dapat loker dari LKB. Keterangan di brosur ini ongkos di tanggung perusahaan. Tapi setelah kami bekerja di PT ini kami merasa tidak nyaman karena bertolak belakang dengan apa yg disampaikan oleh yang me rekrut kami. Setelah mengajukan surat risain kami di tuntut harus bayar ongkos berangkat sedangkan di brosur dituliskan ongkos ditanggung perusahaan. Kami tidak mau bayar jadi mereka menahan kami dsni untuk pembayaran ongkos berangkat dari Batam. Itu bagaimana kira2 solusinya saudara/i ? Kami tidak cukup biaya untuk melunasi biaya transportasi. Sedangkan biaya makan sudah tidak ada lagi.,” Sebutnya.

Kemudian awak media ini pun mengkonfirmasi Ucup matepor melalui pesan masenger dan Whatshap. Ucup matepor. Begini kronologisnya.

“Awal ceritanya kami mendapat info loker dari media sosial yaitu LKB pada Oktober 2022, lalu.
Setelah kami mencari tahu tentang info loker itu, kami bertemu dengan orang yang merekrut dari Batam An Mustari yang beralamat di perum Genta 1.
Sebelum berangkat ke Pekanbaru saya sempat ngopi bareng dengan saudara Mustari menanyakan tentang pekerjaan disini.

Beliau telah berbohong dengan apa yang dia sampaikan ke saya dengan keadaan yang sesungguhnya disini pada 12 Nopember 2022.
Awalnya Saudara Mustari mengatakan seluruh biaya ditanggung oleh perusahaan, dan setelah sampai di lokasi kerja info yang kami dapat seluruh biaya tersebut dibebankan kepada kami calon karyawan.
Setelah saya meminta data rincian biaya ongkos kami, saya melihat data tersebut telah dimanipulasi jumlahnya, disitu saya merasa ditipu dan kami memutuskan untuk resign.

Saat kami mengajukan resign, kami diharuskan membayar seluruh biaya rekrutan. Disitu saya tidak terima karena dari awal di brosur dikatakan biaya rekrutan ditanggung oleh perusahaan.
Dan saya meminta bertemu kepada manager di PT ini untuk mendapatkan keringanan, akan tetapi manager tidak merespon dan mewajibkan kami membayar seluruh biaya rekrutan yang telah dimanipulasi tersebut.

Jelas saya merasa keberatan karena kami telah ditipu. Dan sampai saat ini kami 5 orang rekrutan dari Batam masih tertahan di PT THIP ini.,” Pungkasnya.

 

Editor red.
Liputan tim.