LMP Macab Kab Blitar Lega, Setelah Gendro Wulandari Dikabarkan Ditemui Bupati Blitar di Pendopo RHN, Sayang Tertutup Bagi Media

Wakil Ketua Mujib SM, Ketua Komisi III DPRD Kab Blitar bersama Ketua dan Anggota LMP Macab Kab Blitar saat berbincang dengan Sutris dan Gendro Wulandari warga Dusun Karangnongko

Blitar, Sentralnews.com – Aksi Gendro Wulandari yang tidak mau beranjak hingga tidur di bawah tiang bendera halaman Kantor Pemkab Blitar di Kanigoro sejak Senin (19/12) hingga Bupati Blitar berkenan untuk menemuinya.

Hal itu nampaknya membangkitkan dukungan moral dari berbagai elemen masyarakat dan keprihatinan dari beberapa anggota DPRD Kabupaten Blitar.

Seperti malam yang terlihat malam itu, Ormas Laskar Merah Putih (LMP) Markas Cabang Kabupaten Blitar bersama 2 orang Wakil Rakyat dari partai Gerindra, Rabu (21/12/22) malam, datang untuk berempati dan memberikan dukungannya, sekaligus berjanji untuk memfasilitasi agar segera bisa bertemu dengan Bupati Blitar.

Ketua LMP Macab Kabupaten Blitar, Eko Budi Winarto kepada awak media mengatakan, kami datang kebetulan bersama 2 orang Wakil rakyat Kabupaten Blitar dalam rangka sama, yakni memberikan dukungan moral kepada Mbak Gendro yang berniat ketemu Bupati Blitar, agar senantiasa tabah, dan secepatnya bisa bertemu Bupati.

“Pada intinya Kita (LMP) bersimpati pada masyarakat, kita hanya mendorong agar mereka tabah dan segera bisa bertemu Bupati Blitar. Mereka berada di sini sudah 3 hari ini, dan hanya berniat untuk menemui beliau Bupati, namun sampai detik ini kok belum ditemui,” ucap Eko heran. Rabu (21/12/22) malam.

Lanjut Eko, LMP dalam hal ini memberikan support moral kepada meraka yang sama-sama sebagai masyarakat Blitar dengan kami. Namun LMP tidak akan masuk keranah persoalan mereka (Ranah Hukumnya).

“Kami sangat prihatin dan menyayangkan terjadinya kejadian ini, ibarat masyarakat itu anak, ingin bertemu dengan ibuknya dalam hal ini Bupati Blitar, kok sulitnya seperti ini. Mereka ingin ketemu hanya akan mengutarakan unek-unek dan keluhannya kepada Ibuknya,” tandas Eko.

Kami akan berupaya dan akan terus memberikan support agar mereka bisa segera bisa bertemu Bupati Blitar, “agar hal seperti ini segera membaik,” tegas Ketua LMP Macab Blitar Eko Budi Winarto.

Dan sebagai informasi, seperti dikutip dari Cakrawala.co bahwa Gendro Wulandari, warga Karangnongko Desa Modangan Nglegok Blitar dikabarkan sudah ditemui Bupati Blitar Rini Syarifah (Mak Rini) di Pendopo RHN, Kamis (22/12/2022) siang.

Namun sayangnya, pertemuan Gendro Wulandari dan Bupati Blitar Mak Rini di Pendopo RHN ini tertutup bagi awak media.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Blitar, Rustin Tri Setyo Budi mengatakan, pertemuan antara Bupati Blitar Rini Syarifah dan Gendro Wulandari tidak boleh diliput media.

Rustin enggan berkomentar alasan pertemuan itu tertutup. “No comment mas,” kata Rustin singkat.

Sebelumnya, Gendro Wulandari melakukan aksi tidur di halaman Kantor Pemkab Blitar di Kanigoro sejak Senin (19/12) hingga Bupati Blitar berkenan menemuinya.

Sebab menurutnya, Bupati Blitar bertanggungjawab atas persoalan redistribusi (redis) tanah di Karangnongko yang carut marut.

Dengan ditemani sang ayah, Gendro Wulandari rela kepanasan dan kehujanan selama 3 hari 3 malam di bawah tiang bendera di halaman Pemkab Blitar.

“Saya tidak akan meninggalkan tiang bendera ini sampai Bupati Blitar mau menemui saya di sini. Saya meminta bupati bertanggungjawab atas redis di Karangnongko,” ujarnya Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, kasus di Karangnongko adalah contoh redis tanah yang carut-marut tidak karuan dan mengadu domba warga satu kampung.

“Bupati Blitar harus tahu bahwa redis di Karangnongko Modangan Blitar carut-marut sehingga masalah tersebut harus menjadi bahan evaluasi,” ujar dia.

“Selama kasus Karangnongko mencuat, belum satu kali pun saya ditemui oleh ibu bupati. Belum pernah,” lanjutnya.

Dia pun menegaskan bahwa tetap bersikukuh mempertahankan prinsipnya hingga Bupati berkenan menemuinya dan memberikan penjelasan.

“Ada pengadilan yang masih bisa dibanding. Tapi pengadilan nurani saya tidak bisa dibanding. Apapun itu tawarannya. Kalau salah, saya katakan salah. Saya tidak mau diadu domba,” pungkas Gendro Wulandari. (*/San)