Laga Perebutan Gelar Juara Dunia 2022 Menjadi Aji Mumpung Bagi Para Calo Meraup Untung Secara ‘Ugal Ugalan’ Dilihat Dari Pandangan Paradigma Kritis

Bengkulu  Sentralnews.com – Piala Dunia adalah ajang pertandingan yang diselenggarakan dalam empat tahun sekali yang diikuti oleh seluruh Negara dibelahan dunia. Dan didukung oleh supporter yang beragam dari berbagai manca Negara. Adanya piala dunia ini ternyata mampu membuat semua warga Negara ikut merasakan keseruan yang dilontarkan para pemain saat bereaksi di lapangan. Gambaran pertunjukkan permainan sportif dengan lapangan yang hijau mampu menggugah mata para penonton.

Tepat pada Piala Dunia kali yang diadakan di Qatar yaitu Negara yang dikenal semua penduduk dan mempunyai asset- asset kekayaan yang luar biasa. Ajang piala dunia ini ternyata mampu menggugah semua warga dunia yang ingin langsung menyaksikan langsung ke Qatar dengan membayar tiket dengan harga yang fantastis cukup tinggi. Tetapi pada laga perebutan gelar malam final juara dunia 2022, banyak suporter argentina yang tidak bisa membelikan tiket karena kehabisan padahal mereka sudah antri selama 4 hingga 5 jam.

Salah satu diantara yang mengeluhkan tak mendapatkan tiket nonton laga argentina vs perancis adalah mattias. Mattias merupakan pendukung argentina yang langsung bergegas ke loket penjualan setelah tahu tiket yang dijual di flatform online ludes habis. “ kami tahu banyak tiket yang dilepas oleh para pendukung brasil, Portugal, dan maroko setelah mereka gagal mencapai final, tetapi kami tidak tahu kemana perginya tiketnya, kata mattias.” Dikutip dari laman Al Jazeera.

Beberapa supporter argentina pun mendatangi staf yang bertugas sebagai administrasi di bagian tiket, tetapi tiket memang sudah dalam kondisi habis, “ujarnya. Kemudian dilanjutkan oleh supporter argentina yang berkomentar “ kami ingin menciptakan suasana yang sama dan mendukung tim kami sampai akhir,. Jadi bayangkan jika kami tidak bisa berada didalam stadion setelah menghabiskan rekening bank kami hanya karena beberapa orang yang ingin menipu kami, “ ujarnya.

Dengan adanya fenomena ini banyak mengundang khalayak dari berbagai dunia melontarkan argument mereka terkait hal ini. Dan saya akan mengkaji dengan menggunakan pandangan paradigm kritis.

Tujuan dari paradigma kritis adalah untuk mengubah sebuah realitas yang berada dalam relasi yang tidak seimbang dan terdominasi. Kemudian paradigma kritis juga bertujuan untuk memberikan kritik dan transpormasi relasi social. Dengan demikian, penelitian social kritis mengkaji real;itas social guna mengupayakan perubahan-perubahan lebih positif atau menemukan cara alternative yang lebih baik dalam mengorganisasikan kehidupan social. (Halik, 2018).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Guba & Lincoln (1994) Paradigma kritis mencoba membongkar dalang yang mempengaruhi terbentuknya perespsi seseorang sehingga ia menganggap sebuah realita tersebut sebagai kewajaran.

Penulis : Nela Natalia, S.Sos
Magister Ilmu Komunikasi FISIP UNIB 2022,