Kabupaten Nganjuk Siap Sukseskan Panen Raya 1 Juta Hektar Dan Siap Menjadi Lumbung Pangan Nasional

Nganjuk, SentralNews.com – Panen raya program satu juta hektar yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian akan dimulai di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, pada bulan Maret ini, sedangkan kabupaten Nganjuk Menyelenggarakan temu wicara dalam rangka Panen Padi Nusantara 1 juta Hektar yang bertempat di persawahan, Desa Patihan , Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu ( 11/03/2023).

Tampak hadir dalam acara tersebut Kadis Pertanian Nganjuk Muslim Harsoyo, DPRD komisi II Bashori, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Nganjuk Yudi , Forpimcam Loceret, Gapoktan dan para tamu undangan.

 

Dalam sambutannya Kepala Dinas Pertanian Nganjuk Muslim Harsoyo mengatakan bahwa, yang dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk ini bertujuan untuk memperkuat branding Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu penyangga stok pangan nasional pakai sosialisasi pupuk organik cair bawang merah yang merupakan inovasi dari petani Kabupaten Nganjuk, berdasarkan yang sudah dilakukan itu dapat menghemat Penggunaan pupuk anorganik sampai dengan 50% sangat penting khususnya terkait dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022,” Ucapnya .

” Kami berharap agar nantinya bisa diuji coba pelaksanaan pada hari ini kami mengundang Bulog, jangan sungkan-sungkan untuk disampaikan permasalahan atau keluhan apa yang dihadapi sehingga nanti bisa menjadi perhatian untuk bisa diimplementasikan di dalam program kegiatan di APBD Kabupaten Nganjuk,” Harapan Muslim Harsoyo.

 

Pihaknya juga menjelaskan bahwa, potensi luas Kabupaten Nganjuk luas panen Kabupaten Nganjuk bulan Maret ini mencapai 24.138 hektar kemudian yang dilaksanakan pada hari ini potensi luas panen di lokasi kelompok tani Karang Tani desa patihan Kecamatan Loceret hamparan lokasi dominan ciherang dan legowo untuk potensi di desa patihan inilah hanya 105 hektar sedangkan keseluruhan Kecamatan loceret mencapai 1997 hektar perkiraan luas panen, pada tanggal 11 Maret ini pada hari yang bersamaan mencapai 1000 sampai dengan 1200 hektar panen tanggal 1 sampai 11 Maret mencapai 6.489 hektar,” Jelasnya.

 

Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Yudi mengatakan bahwa, untuk bulan Maret ini kalkulasi sekitar Rp6.000 hektar yang panen kita asumsikan perkiraan antara 7 sampai 10 sekitar ada 50.000 ton begitu 50.000 ton gabah,” tuturnya.

 

“Kami berharap kita bersama dengan Bulog dan teman-teman mungkin gabah ini bisa kita kerja samakan dan karena apa Sekali lagi harapan kami dengan kondisi seperti ini menjadikan Kabupaten Nganjuk kondusif berhasil seperti yang tadi 10 ton per hektar,” Harapnya.

 

Ia juga menjelaskan bahwa, unsur yang ingin dikembangkan oleh Bapak Bupati , Jadi Bapak Bupati sangat Intens kemana-mana Beliau juga sudah menyampaikan kita kembali karena sekali lagi yang menjadi penekanan bukan tonasenya yang dikejar tapi biaya produksinya Seperti apa sehingga keuntungan itu yang diharapkan, biaya produksinya tadi sudah jauh berkurang ini termasuk juga harga hari ini 5.300 Semoga ini harga minimal 105 tadi sudah sekitar 35 berarti sudah 30%, semoga yang 60% belum panen ini juga mendapat harga yang minimal seperti itu,” jelasnya.

 

Bersama itu Perwakilan Kepala Balai Besar Provisi mengatakan bahwa, pada acara hari ini tentunya ini merupakan program dari bapak Menteri pertanian dalam rangka untuk ketersediaan pangan di mana kita harus berusaha untuk peningkatan produktivitas produk pertanian di mana ada 4 subsektor yang merupakan binaan dari Kementerian Pertanian yaitu subsektor dari perkebunan sub sektor dari tanaman hortikultura dan subsektor tanaman pangan serta subsektor peternakan tentunya dalam peningkatan produksi ini perlu sinergitas dari berbagai macam dari pemerintah daerah di kabupaten-kabupaten seluruh Indonesia terutama di Jawa Timur,” Ucapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, program Bapak Kementerian Pertanian salah satunya adalah peningkatan tiga kali ekspor tanggung jawabnya diserahkan kepada kami badan Karantina Pertanian di mana dalam peningkatan ekspor itu salah satunya hambatan teknis di mana saat kita ekspor ke negara tujuan banyak sekali hambatan-hambatan teknisnya di mana produk-produk yang pertanian dikirim itu harus bebas penyakit yang tentunya tujuan tidak menghendaki salah satu contohnya peningkatan untuk ekspor Porang namun di tengah jalan itu ada hambatan ekspor khususnya ke negara China karena alasan keamanan pangan dan dengan berbagai usaha kita untuk dapat masuk pasar Ekspor kita ke China jadi disepakatilah protokol antara indonesia dan pemerintah China dengan apa dengan ketentuan orang itu boleh masuk ke China,” Pungkasnya.( BW)