SentralNews, Bengkulu Selatan – Usai Hari Raya Idul Fitri 1444 hijriah harga jual Tanda Buah Segar (TBS) di Bengkulu Selatan dan Kaur bukannya membaik namun terus menurun alias anjlok.
Bahkan, harga TBS sawit di tingkat petani di Kabupaten Bengkulu Selatan tertinggi di angka Rp 1.250 per kilogram.
Sedangkan harga TBS sawit di tingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tertinggi Rp 1.880 per kilogram.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bengkulu Selatan Ikhsarudin berharap pemerintah segera mengambil langkah dan mengatasi kondisi harga TBS sawit yang selalu gaduh.
“Dewan siap mendukung pemerintah dalam menormalkan kondisi harga TBS sawit yang selalu anjlok. Karena, tidak wajar lagi permasalahan tersebut terus timbul,” kata Ikhsarudin.
Dalam kondisi yang tidak stabil atau harga TBS anjlok, Ikhsarudin mengingatkan agar para pelaku usaha seperti tauke atau suplier maupun PKS jangan memanfaatkan situasi.
“Tolong, para tauke atau suplier maupun PKS jangan memanfaatkan situasi. Karena, jika nanti kedapatan maka ada tindakan tegas yang akan diambil oleh pemerintah,” ujar Ikhsarudin.
Sementara itu, dikatakan Humas PT BSL Idius Safari, jika harga TBS sawit sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri 1444 hijriah terus mengalami penurunan.
“Mau gimana itulah ritme yang ada di pasar. Jika harga CPO naik maka pihaknya akan menaikan harga. Jika turun maka harga pembelian juga ikut menurun. Jadi harga untuk kategori umum Rp 1.500 per kilogram dan harga kategori mitra Rp 1.700 tiap kilogram,” dilansir TribunBengkulu.com, Jumat (5/5). [red]