Bulungan, Sentralnews.com – Bupati Bulungan Syarwani. S.Pd, M.Si membuka kegiatan Sosialisasi dan Internalisasi Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana Kabupaten Bulungan Tahun 2023-2027, dan Sistem Informasi dan Ancaman Bencana Berbasis Web Kabupaten Bulungan di Gedung Tenguyun Kantor Bupati Bulungan. Kamis 5 Oktober 2023.
Acara tersebut di hadiri Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, Para Asisten dan Kepala OPD Bulungan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Bulungan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Bulungan, Para Camat serta undangan dari perwakilan masing-masing instansi.
Bupati Bulungan Syarwani S.Pd, M.Si dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan tentunya sebagai kegiatan strategi dimana satu diantaranya program prioritas pemkab Bulungan dalam percepatan, dalam kehidupan kita tidak terlepas dari adanya bencana, dan tidak bisa definisikan bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan juga penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Karena itu dengan adanya sosialisasi ini kita bisa belajar cepat mengindetifikasi bencana alam yang akan terjadi di Kabupaten Bulungan, sebab kejadian tersebut tidak sama seperti di daerah pulau Jawa dan sekitarnya ada beberapa gunung meletus yang setiap waktu bisa aktif yang mengakibatkan gempa, kalau di Bulungan tidak ada, akan tetapi bencana yang sering terjadi adalah banjir jika curah hujan yang cukup tinggi, misalkan beberapa waktu lalu banjir di Kabupaten Malinau dan Nunukan, ada juga kebakaran hutan, tanah longsor dan lainya, ujar Bupati.
Lanjut Bupati sampaikan, meskipun intensitas kebakaran hutan dan lahan berkurang, tapi terkadang kebakaran sendiri bisa terjadi bagi rumah penduduk, oleh karena itu kegiatan ini akan mencari solusi cepat dalam penanggulan dari dampak kejadian yang akan menimpa masyarakat.
Selain itu sistem Informasi Bencana Berbasis Web harus ada dan sangat penting, apalagi dengan adanya Kajian Resiko Bencana (KRB) menjadi pendekatan untuk mendefinisikan serta memperlihatkan potensi dampak bencana, jadi KRB di susun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu sendiri, ujar Bupati (*/Aspian).