Ekonomi Bengkulu Naik Kelas, BI Inisiasi Sinergi Moneter dan Fiskal di Forum BUKIT KABA 2025

Bengkulu, Sentralnews.com Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu kembali menghadirkan Forum BUKIT KABA 2025 (Bincang Urusan Ekonomi dan Kebijakan Terintegrasi Kajian dan Statistik Terbaru) sebagai ajang strategis penguatan sinergi moneter dan fiskal guna mendorong ketahanan ekonomi wilayah dataran tinggi. Bertempat di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, forum ini dihadiri lebih dari 100 peserta lintas sektor—mulai dari pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, hingga insan perbankan.

Forum ini menjadi wadah diskusi multipihak untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi pusat dan daerah dalam merespons dinamika global serta mendukung pertumbuhan inklusif di tiga kabupaten utama dataran tinggi: Rejang Lebong, Kepahiang, dan Lebong.

Sinergi Tiga Pilar: Moneter, Fiskal, dan Statistik

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menekankan pentingnya bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Fokus utama diarahkan pada hilirisasi sektor pertanian, penguatan konektivitas antarwilayah, dan pengembangan investasi serta pariwisata berbasis potensi lokal.

“Wilayah dataran tinggi memiliki peran vital sebagai penyangga ketahanan pangan Bengkulu. Namun, perlu terobosan dalam hilirisasi komoditas, percepatan infrastruktur, dan penguatan forum komunikasi lintas daerah agar daya saing ekonomi terus meningkat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil DJPb Bengkulu, Mohamad Irfan Surya Wardana, menyoroti pentingnya optimalisasi Transfer ke Daerah (TKD) dan efektivitas belanja publik. Belanja modal dan program prioritas seperti DAK Fisik dan BOK Puskesmas harus digenjot agar benar-benar berdampak pada masyarakat.

Sedangkan Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, menyampaikan bahwa meskipun sektor pertanian masih menjadi tulang punggung PDRB di tiga kabupaten, tren pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan mulai menunjukkan potensi. “Modernisasi pertanian dan hilirisasi komoditas unggulan menjadi kunci untuk mempertahankan ketahanan ekonomi dan mendorong transformasi sektor,” katanya.

Potret Daerah: Rejang Lebong, Kepahiang, dan Lebong

Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri Thobari, mengungkap tantangan defisit beras akibat alih fungsi lahan, meskipun sejumlah komoditas strategis seperti cabai dan jagung mengalami surplus. Pemerintah daerah mendorong pencetakan sawah baru seluas 800 hektar untuk memperkuat ketahanan pangan.

Wakil Bupati Kepahiang, Abdul Hafidz, memaparkan potensi besar sektor pertanian dan pariwisata, termasuk kopi robusta, teh Kabawetan, hingga destinasi alam seperti Danau Suro dan Curug Embun. “Kami fokus pada pengembangan agrowisata, peningkatan nilai tambah komoditas, dan konektivitas wilayah,” jelasnya.

Dari Kabupaten Lebong, Plt. Kepala Bagian Perekonomian Setda, Nurbaiti, menekankan pentingnya pembangunan berkeadilan dan ramah lingkungan. “Diversifikasi ekonomi, pemberdayaan UMKM, serta perluasan inklusi keuangan menjadi fokus utama kami dalam mendorong transformasi ekonomi lokal,” ucapnya.

Kendali Inflasi dan Kolaborasi Berkelanjutan

Forum ini juga memperkuat koordinasi dalam pengendalian inflasi pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersama TPID kabupaten. Strategi 4K—Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif—menjadi fondasi dalam menjaga inflasi Bengkulu tetap terkendali dalam kisaran target nasional 2,5±1%.

Mendorong Ekonomi Hijau dan Inklusif

Forum BUKIT KABA 2025 tidak hanya menjadi ajang diseminasi data dan kajian, tetapi juga mengintegrasikan perspektif fiskal, moneter, dan statistik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Setiap kabupaten membawa potensi unik yang jika dikelola sinergis, akan menjadi motor penggerak ekonomi Bengkulu masa depan.

“Kunci ketahanan ekonomi daerah terletak pada kolaborasi antarpemangku kepentingan. Forum ini membuktikan bahwa dengan visi bersama, Bengkulu dataran tinggi bisa menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan,” tutup Wahyu Yuwana Hidayat.