Lebong, Sentralnews.com – Suasana panik dan haru menyelimuti RSUD Lebong pada Rabu (27/8/2025). Ratusan anak sekolah , mulai dari tingkat TK hingga SD, dan SMP dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala mual, muntah, hingga tubuh korban keracunan lemas usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Plt Direktur RSUD Lebong, dr. Eni Efriyani, membenarkan adanya kejadian luar biasa ini. Hingga sore hari, setidaknya pada pukul
16: 00 WIB ada 237 pasien anak telah tercatat menjalani perawatan intensif akibat dugaan keracunan makanan.
“Gejalanya hampir sama, mulai dari sakit perut, mual, muntah-muntah hingga lemas. Kami terus memberikan penanganan medis darurat,” jelas dr. Eni.
Berdasarkan keterangan awal, menu MBG yang disantap anak-anak terdiri dari sayuran berupa sejumlah biji jagung, potongan wortel, tahu kuning, bakso, serta mie kuning.
Sejumlah korban juga menyebutkan bahwa mereka mengonsumsi makanan tersebut sebelum merasa mual, hingga mengalami muntah-muntah.
Selain itu, Eni juga menjelaskan bahwa saat ini terkait penanganan dari pihak RSUD dan pengobatan dari pasien tersebut, biaya dari perawatannya sendiri, itu gratis.
“Untuk biaya perawatan dan pengobatan ke pasien, itu pasti gratis,” jelas Eni.
Salah seorang siswa SD yang berhasil diwawancarai mengaku langsung merasa tidak enak badan usai makan MBG .
“Saya habis makan terus muntah-muntah,” ujarnya dengan wajah pucat.
Pantauan di lapangan, ruang IGD hingga bangsal anak, serta ruang lainnya di RSUD Lebong tampak penuh sesak. Orang tua korban memenuhi area rumah sakit dengan wajah cemas menanti kabar kondisi buah hati mereka. Sementara itu, tenaga medis terus bekerja ekstra memberikan perawatan.
Tidak menutup kemungkinan jika adanya jumlah pasti anak yang menjadi korban keracunan masih terus bertambah. RSUD Lebong hingga saat ini masih menerima pasien baru yang menjadi korban dugaan keracunan makanan dari berbagai sekolah di Kabupaten Lebong.
Selain itu juga, pihak RSUD hingga saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium terkait makanan yang dikonsumsi tersebut, sehingga mengakibatkan adanya ratusan anak mengalami dugaan keracunan tesebut.
Di sisi lain, pihak penyedia Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi sebagai dapur umum untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang terletak di Wilayah Kecamatan Lebong Sakti, hingga kini belum berhasil dimintai keterangan resmi.
Selain itu, terkait sumber makanan yang menyembabkan keracunan tersebut, belum ada kepastian jenis makanan apa yang menjadi penyebab utama penyebab dugaan keracunan massal ini.
Peristiwa tersebut sontak mengundang perhatian publik. Pasalnya, program MBG selama ini digadang-gadang sebagai upaya pemerintah meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, insiden kali ini menimbulkan tanda tanya besar terkait standar pengolahan makanan dan pengawasan distribusi di lapangan.
Lantas, akankah pihak terkait bebenah, dengan adanya kejadian ini. Kemudian itu, siapa yang yang akan bertanggungjawab penuh dengan musibah ini. (FR)




















