Metode Terapi Herbal Banyuurip Resmi Diperkenalkan di Blitar: Khasiat, Legalitas, dan Cara Kerja

Blitar, SentralNews.com – Warga Blitar kini tak perlu lagi bepergian jauh ke luar kota atau hingga ke Jogja untuk mencari layanan pengobatan alternatif. Di daerah ini hadir metode terapi Banyoret, sebuah teknik penyembuhan tradisional khas Madura yang tengah banyak diperbincangkan. Metode ini berasal dari racikan Muhammad Samsul Arifin, peramu herbal dari Desa Pasungsungan, Kabupaten Sumenep, yang mengklaim mampu membantu menyembuhkan beragam penyakit, mulai dari gangguan kulit hingga masalah kesehatan internal.

Pengenalan metode ini dilakukan dalam acara Sosialisasi P-AP31 bertajuk Pengenalan Metode Terapi Banyuurip Cepat, Tepat, dan Profesional, yang digelar di Rumah Makan Maceria, Jalan Cempaka, Kelurahan Srengat, Kabupaten Blitar, Sabtu (8/11/2025) siang. Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh antusiasme, dihadiri berbagai lapisan masyarakat, tokoh daerah, hingga praktisi pengobatan tradisional.

Acara tersebut turut dihadiri Ketua P-AP3I Kota Blitar Rani Sunarni, DPD P-AP3I Provinsi Jawa Timur Mohamad Syamsul Arifin, DPC Kabupaten Kediri Hariyono, serta ratusan peserta yang ingin melihat langsung manfaat terapi Banyuurip.

Dalam pemaparannya, Muhammad Syamsul Arifin menjelaskan bahwa terapi Banyuurip bekerja melalui proses detoksifikasi, yaitu mengeluarkan cairan kotor penyebab penyakit melalui pori-pori maupun saluran alami tubuh seperti mata, hidung, dan mulut. “Jika diaplikasikan di area mata, terapi ini bisa membuka penyumbatan saraf. Setelah itu, cairan kotor akan keluar melalui mata, hidung, atau mulut,” jelasnya.

Ia menambahkan, racikan Banyuurip juga efektif untuk membantu meredakan pembengkakan akibat hernia, varises, gondongan, hingga benturan. “Cukup dikompres menggunakan kain yang dibasahi cairan Banyuurip, kemudian dibalut rapat. Khasiatnya membantu mengempeskan bengkak dan melancarkan peredaran darah,” ujarnya.

Menurut Syamsul, inti dari metode Banyuurip adalah membersihkan racun tubuh atau detoksifikasi alami. “Prinsipnya sederhana—mengeluarkan cairan kotor penyebab penyakit agar tubuh kembali seimbang,” katanya.

Menariknya, produk Banyuurip kini sudah mengantongi sejumlah legalitas resmi, mulai dari Tanda Daftar Perusahaan (TDP), hak paten, hingga label halal. “Kami juga sedang berproses di BPOM dan tengah menyiapkan 8 sampai 10 produk herbal baru. Semua berbahan alami dan aman,” tambahnya bersemangat.

Ramuan Banyuurip sendiri diracik dari berbagai tanaman herbal seperti daun sirih ginseng, sirih hitam, daun salam, daun mint, serta sejumlah akar-akaran khas Madura. Seluruh bahan diolah secara tradisional tanpa campuran bahan kimia untuk menjaga khasiat alaminya.

Sejak dikenalkan pada 2005, terapi Banyuurip diklaim telah membantu banyak pasien menemukan kesembuhan. “Ada pasien buta warna yang membaik, kondisi liver yang pulih, bahkan pasien HIV menunjukkan progres positif. Semua itu tentunya atas izin Allah melalui metode Banyuurip,” ungkap Syamsul.

Ia menegaskan bahwa tujuan pengobatan ini bukan semata bisnis. “Jika pasien tidak mampu, gratis seratus persen. Saya berdagang pakai hati. Harapan saya hanya satu—masyarakat bisa sembuh tanpa terbebani biaya,” tutupnya dengan senyum tulus.

Pewarta: Riyon