Pemkab Serta Polres Blitar Gencarkan Program Blitar Zero Bullying, Wujudkan Sekolah Aman dan Ramah Anak

Blitar, SentralNews.com – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pendidikan terus memperkuat langkah menuju Blitar Zero Bullying dan Kabupaten Ramah Anak. Upaya ini diwujudkan lewat kegiatan penguatan tim pencegahan perundungan, kekerasan, dan intoleransi di jenjang sekolah dasar, Kamis (13/11/2025), di Ruang Perdana Kantor Bupati Lama Blitar.

Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta yang terdiri dari perwakilan guru dan komite sekolah dari seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar. Mereka dibekali pemahaman dan strategi untuk membangun lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas kekerasan.

Program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan, Unit PPA Polres Blitar, serta Psikolog Klinis RSUD Srengat. Ketiganya berkomitmen membangun budaya positif di sekolah, seperti empati, saling menghormati, dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Deni Setiawan, menegaskan bahwa pemerintah daerah sangat serius dalam memberantas segala bentuk perundungan di sekolah.

Menurut Deni, pencegahan bullying tidak bisa dilakukan sendiri oleh sekolah, melainkan membutuhkan keterlibatan semua pihak—termasuk keluarga, masyarakat, hingga lembaga penegak hukum.

“Bullying meninggalkan dampak jangka panjang bagi anak. Karena itu, pencegahan harus dilakukan sejak dini agar mereka tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan saling menghargai,” ujarnya.

Deni menjelaskan, strategi pencegahan meliputi pelatihan guru, sosialisasi intensif anti-bullying, serta penyusunan kebijakan sekolah yang tegas dan berkelanjutan. Ia menambahkan, peran orang tua juga sangat penting dalam membangun komunikasi terbuka dan menumbuhkan empati pada anak.

Ia berharap gerakan pencegahan perundungan ini dapat menjadi budaya baru di dunia pendidikan Kabupaten Blitar. Dengan sinergi semua pihak, sekolah diharapkan menjadi tempat yang aman sekaligus menyenangkan bagi setiap anak.

“Kami ingin memastikan setiap sekolah menjadi ruang belajar yang mendidik, ramah, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” pungkas Deni.

Pewarta: Riyon