Puluhan Ton Beras Diduga Tak Layak Konsumsi, Masuk Ke Desa Pematang Sijonam Wartawan di Usir

Serdang Bedagai,Sentralnews.com – Pengusaha kilang padi BJS usir wartawan saat meliput diduga beras tak layak konsumsi tanpa punya merek produksi yang diangkut truck countener bertonase puluhan ton memasuki kilang padi yang disebut milik Agun, Sabtu (13/11/2021).

Hal ini ketika memasuki tempat produksi kilang padi, igun melalui pekerjanya yang bernama ulan tersebut sempat menuturkan pernyataan yang mengusir wartawan saat akan meliput di lokasi.

“usir aja mereka keluar dan tentang beras itu bukan urusan wartawan” tegas igun.

“Saya hanya pekerja pak,mengenai beras tersebut saya tidak tahu, jadi lebih baik wartawan keluar aja, biar kami bisa bekerja!” Tegas ulan menyampaikan kepada awak media.

Salah satu masyarakat desa Pematang Sijonam sampaikan pada wartawan bahwasanya masyarakat sudah sering curiga dengan aktifitas gudang bekas kilang batu yang kini mengaku menjadi kilang padi

warga inisial ( J) mengatakan bahwa tempat itu merupakan tempat kilang padi, namun tidak pernah terlihat padi.

“Katanya itu kilang padi pak! tapi padi jarang masuk yang sering masuk adalah mobil-mobil countener lalu setelah itu mobil bermuatan beras yang sudah dikemas dengan karung kecil siap edar keluar dari kilang tersebut,” ujar J menjelaskan.

masih tambah J sampaikan menurut informasi bahwa truck tersebut bermuatan beras yang berwarna aneh, diduga seperti tidak layak konsumsi, kekuning kuningan kadang berwaƕna coklat atau hitam, tidak seperti warna beras yang biasa kita lihat, tetapi setelah kilang tersebut keluarkan mobil pengangkut sudah terlihat putih.

“Itu diapain ya pak?,” ucap J pada wartawan.

Kepala Desa Pematang Sijonam Rusiadi SH saat dikonfirmasi wartawan tentang kilang padi tersebut, pihak nya membenarkan bahwa kilang padi BJS (Batik Jaya Sukses) yang terletak didusun 4b tersebut beroperasi sebagai kilang padi dan tadi nya bekas kilang batu.

“mengenai beras yang di kemas dan yang masuk ke kilang tersebut bukan ranah kita untuk menyelidiki, karena masing masing miliki tupoksi, yang penting desa hanya sebatas mengetahui operasional tempat tersebut sebagai apa” ucap kades pada wartawan. (Purba)