Blitar, Sentralnews.com – Wakil Bupati (Wabup) Blitar, Rahmat Santoso diketahui bertemu dan berbincang, dengan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sebelum Acara Resepsi Peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo. Apakah ini sinyal akan adanya koalisi, antara PAN dan PDIP pada Pilkada Kabupaten Blitar 2024 mendatang ?
Untuk diketahui, pertemuan antara Wabup Blitar Rahmat Santoso dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ini terjadi di salah satu hotel di Surabaya, Selasa(7/2/2023) pagi. Dari foto-foto yang terlihat nampak bersalaman kemudian berbincang. Meski hanya beberapa menit namun keduanya tampak serius membicarakan sesuatu . Tidak lama kemudian, keduanya tampak menyambut kehadiran Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di hotel yang sama.
Ketika Wabup Rahmat dikonfirmasi mengenai foto pertemuannya dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto membenarkan, pertemuan tersebut terjadi di salah satu hotel di pusat Kota Surabaya.
“Benar itu, memang saya bertemu Mas Hasto ketika sarapan. Sebelum berangkat ke Sidoarjo, untuk menghadiri acara 1 Abad NU,” ungkap Wabup Rahmat.
Pertemuan tersebut dijelaskan Sosok Wabup yang akrab di sapa Makde Rahmat ini hanya silaturahmi saja, karena Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan beserta beberapa pengurus partai juga menginap di hotel yang sama dengan para elit PDIP.
“Ternyata Bu Mega dan Mas Hasto juga menginap disana, jadi ketemu ketika akan sarapan,” jelas pria yang kini menjabat Wakil Ketua DPD PAN Jawa Timur ini.
Ditanya apakah ada pembicaraan khusus dengan Hasto, terkait politik di Kabupaten Blitar menjelang Pilkada 2024, Wabup Rahmat menjawab tidak ada. Dia mengatakan hanya silaturahmi biasa antara junior pada senior.
“Saya kan baru belajar berpolitik, jadi Mas Hasto itu senior saya dan harus belajar banyak dari beliau,” jawabnya.
Disinggung soal kemungkinan adanya koalisi antara PAN dan PDIP pada Pilkada Kabupaten Blitar 2024 mendatang, Wabup Rahmat sambil tertawa menjawab kalau dalam politik semuanya dinamis.
“Bisa iya bisa tidak, lagi pula soal itu (koalisi) kan kewenangan ketum partai yaitu Bang Zulhas dan Bu Mega. Saya hanya seorang wabup yang tidak punya kewenangan menjawab,” tandas pria yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini.
”Dilihat saja bagaimana perkembangan politik di Kabupaten Blitar kedepannya, apakah PAN akan berkoalisi dengan PDIP atau dengan partai lainnya,” imbuhnya.
Seperti diketahui pada Pilkada Kabupaten Blitar 9 Desember 2020 lalu, Rahmat Santoso yang berangkat sebagai Calon Wakil Bupati Blitar dari Partai PAN berpasangan dengan Calon Bupati Blitar, Rini Syarifah dari PKB dan berkoalisi dengan PKS hanya memiliki kekuatan 17 kursi parlemen.
Sementara lawannya pasangan petahana, Rijanto dan Marhaenis Urip Widodo diusung PDIP serta koalisi dengan Partai Nasdem, Demokrat, Golkar, Gerindra dan PPP total memiliki kekuatan 33 kursi di DPRD.
Hasil Pilkada 9 Desember 2020 lalu diluar dugaan, pasangan penantang Mak Rini – Makdhe Rahmat unggul dengan meraih 58,84% suara. Dibandingkan petahana Rijanto-Marhaenis yang hanya meraih 41,16% suara.
Setelah dilantik dan menjabat Wabup Blitar 26 Debruari 2021, ternyata Wabup Rahmat diketahui sudah memiliki hubungan baik dengan beberapa elit partai selain PAN dan PKB. Diantaranya dengan PDIP, Gerindra, Golkar dan Nasdem.
Sumber. Lenteratoday.com(*)