Mamasa, Sentralnews.com – sungguh memperihatinkan nasib Novita (11) selain mengidap penyakit Hidrosefalus Hingga mengalami disabilitas ganda.
Dia juga harus tinggal dirumah yang tidak layak huni yang berukuran 2×3 dengan atap seadanya dan dinding terpal dan spanduk bekas, di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi barat.
Sejak lahir sampai berumur 11 tahun Novita hanya bisa terbaring di tempat tidur karna penyakit yang dia derita hingga sampai dia menjadi disabilitas ganda.
Saat di temui di kediamannya ibu Dewi marnita mengungkapkan dirinya dan
suaminya Novan hanya bisa pasrah kepada Tuhan sang pencipta, serta selalu memohon doa agar anak semata wayangnya tersebut bisa sembuh.
“Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan kami yang seperti ini serba keterbatasan, kami hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga anak kami bisa sembuh,” Kata Dewi marnita Kamis 13 Juli 2023.
Menanggapi soal bantuan pemerintah kepada Novita dan keadaanya Dewi mengungkapkan jika mereka pernah mendapat bantuan dari pemerintah desa setempat melalui bantuan langsung tunai (BLT).
Tetapi setelah masuk Tahun 2023 mereka sudah tidak terdaftar sebagai penerima BLT Dana desa.
“Selama 2 Tahun kami masih menerima BLT dari desa, tetapi setelah masuk tahun 2023 kami sudah tidak terdaftar sebagai penerima bantuan tersebut,” Ungkap Dewi
“Kami sudah pertanyakan kepada pemerintah desa apa alasan mereka mengeluarkan nama kami sebagai penerima BLT tetapi tidak ada jawaban,” Lanjut Dewi
Kami mencoba menghubungi kepala desa setempat Matheus Daniel Dessaratu melalui telpon dan whatsApp tetapi tidak ada respon, tidak direspon kami mendatangi kantor desa Tondok Bakaru untuk mendapat keterangan dari pihak pemerintah desa tetapi kantor desa setempat tutup.
Tidak sampai disitu kami mencoba untuk mendatangi kediaman pribadi pak desa Matheus Daniel Dessaratu, sebelum sampai kerumah pribadinya kami ketemu di jalan.
Sambil mengucapkan salam ke pak desa, kami mengutarakan maksud dan tujuan kami untuk ketemu dia, tetapi pak desa menjawab kalau dia sibuk.
“Saya minta maaf karna saya sibuk karna istri saya menunggu di bank untuk saya jemput,” kata pak desa tersebut
Sala satu rekan kami menanyakan kepada pak desa kenapa tidak angkat telpon saat di hubungi sambil berjalan dia menjawab saya sibuk jaga anak saya.
“Saya sibuk jaga anak saya,” katanya.
Di tempat terpisah camat Mamasa Hesron lululangi menjelaskan jika pihak kecamatan tidak megatahui terkait keluarga penyandang Disabilitas tersebut dikeluarkan dari penerima BLT.
” Terkait itu pak kami pihak kecamatan tidak mengetahui jika keluarga tersebut dikeluarkan sebagai penerima BLT dana desa, karna yang mengetahui hal itu tentunya pemerintah Desa setempat” kata camat Mamasa Hesron
Pewarta : Sakaria