Bank Indonesia Bengkulu Gelar Festival Edukasi Inflasi, Libatkan Masyarakat dalam Pengendalian Inflasi

Bengkulu, Sentralnews.com – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak inflasi terhadap perekonomian, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Puncak Festival Edukasi Inflasi (FLEKSI) 2024. Acara ini berlangsung pada Kamis, 12 Desember 2024, di Hotel Santika, Bengkulu.

Festival ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sekaligus platform diskusi bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan para mitra strategis. Dengan berbagai kegiatan edukatif, kompetisi interaktif, dan lomba kreatif, FLEKSI 2024 dirancang untuk mengajak masyarakat terlibat langsung dalam pengendalian inflasi.

Pendekatan Inovatif untuk Edukasi Inflasi
Deputi Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Aditya Nugraha, menegaskan bahwa FLEKSI 2024 adalah terobosan baru dalam menyampaikan edukasi inflasi. Melalui berbagai kegiatan seperti lomba strategi pengendalian inflasi untuk mahasiswa, lomba memasak, hingga kompetisi kreatif seperti jingle, komik, dan video, masyarakat diajak memahami pentingnya stabilitas harga.

“Inflasi bukan sekadar angka, tetapi sesuatu yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Ketika inflasi terkendali, daya beli masyarakat terjaga. Namun, jika tidak, dampaknya langsung terasa di dompet kita,” ujar Aditya.

Aditya juga mendorong masyarakat untuk aktif mengelola konsumsi, menanam bahan pangan seperti cabai dan sayuran, serta membelanjakan uang secara bijak, terutama saat momen besar seperti hari raya.

Kreativitas untuk Kesadaran Generasi Muda
Salah satu sorotan FLEKSI 2024 adalah lomba-lomba kreatif yang menarik perhatian generasi muda. Kompetisi seperti memasak, membuat jingle, dan video edukasi tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga membangun pemahaman akan pentingnya pengendalian inflasi.

“Kami ingin mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami inflasi secara sederhana tetapi efektif. Harapannya, kesadaran ini akan berlanjut hingga tahun 2025,” tambah Aditya.

Mendorong Hilirisasi Sektor Unggulan Bengkulu
Selain edukasi inflasi, Aditya juga menyoroti sektor-sektor unggulan Bengkulu seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi, yang saat ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 4%. Menurutnya, hilirisasi produk pertanian menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.

“Contohnya, kelapa sawit yang diolah menjadi minyak goreng dapat memberikan nilai lebih bagi masyarakat. Hilirisasi ini penting untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi Bengkulu,” jelasnya.

Dengan pendekatan kolaboratif melalui FLEKSI 2024, Bank Indonesia optimistis bahwa pengendalian inflasi dapat berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, menciptakan stabilitas yang bermanfaat bagi masyarakat luas.