Bengkulu, sentralnews.com- Belum juga usai kasus Covid-19 atau Virus Corona, dimana pemerintah belum bisa menekan angka kasus, kini masyarakat Indonesia tengah dihebohkan Hantavirus.
Menurut detik.com unggahan terkait Hantavirus muncul di akun twitter @globaltimenews, dimana seorang warga Provinsi Yunan disebut meninggal dalam perjalanan menuju Provinsi Shandong lantaran terinfeksi virus tersebut.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat Hantavirus merupakan virus yang menyebar lewat tikus sehingga memicu penyakit hantavirus pulmonary syndrome (HPS) dan haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS). Penyakit tersebut tidak ditularkan lewat udara atau airborne, melainkan lewat kontak cairan tubuh seperti urine, feses, dan ludah tikus. Meski jarang, bisa juga menular lewat gigitan.
Sementara Firstpost menyebutkan, gejala awal HPS mencakup fatigue atau kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan. Jika tak tertangani, bisa memicu batuk dan sesak napas. Sedangkan gejala HFRS bisa menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.
Sebagai informasi HPS tidak ditularkan dari orang ke orang, sedangkan HFRS bisa akan tetapisangat jarang. Pengendalian populasi tikus menjadi cara pencegahan paling utama. Infeksi yang tidak tertangani bisa berakibat fatal. CDC menyebut, mortalitas atau angka kematiannya 38 persen. (Lcy)