Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan UNICEF bekerjasama cukup lama untuk mendorong peningkatan perhatian media tentang isu anak serta meningkatkan kapasitas jurnalis di Indonesia mengenai topik-topik penting ini.
Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini mengatakan bahwa media adalah partner yang penting karena memiliki kekuatan untuk mengangkat berbagai topik ke ruang publik, memicu percakapan penting dan memengaruhi perubahan positif, termasuk dalam isu imunisasi sebagai intervensi kesehatan yang terbukti efektif untuk mencegah penyakit menular.
“Imunisasi adalah hak anak dan media punya peran penting untuk memberikan informasi pada publik tentang manfaat imunisasi. Dukungan media dan jurnalis ini penting untuk menyelamatkan nyawa anak-anak,” kata Debora dalam keterangan resminya, Rabu (29/04).
Sebelum menyelenggarakan penghargaan ini, AJI-UNICEF dan Kementerian Kesehatan menyelenggarakan workshop meliput isu anak, khususnya soal imunisasi.Workshop diikuti oleh 40 jurnalis, yang terdiri 16 perempuan(40 persen) dan 24 laki-laki (60 persen). Para peserta berasal dari 23 provinsi, termasuk yang wilayahnya memiliki cakupan imunisasi rendah, yaitu Aceh, Nusa Tenggara Barat, Riau dan Jawa Barat.
Ketua AJI Indonesia, Abdul Manan mengatakan, bahwa kerja sama ini adalah bentuk komitmen AJI untuk terus meningkatkan pengetahuan jurnalis pada isu-isu spesifik, termasuk isu anak. Ia mengatakan, situasi yang terus berubah dan menyebabkan tantangan yang dihadapi juga tak sama, sehingga perlu pembelajaran terus menerus bagi jurnalis agar bisa memahami kompleksitas isu anak, khususnya soal imunisasi.
Karena itu tantangan bagi kami membuat hal penting ini menjadi menarik, dan penghargaan ini adalah salah satu upaya untuk mendorong jurnalis dan media peduli terhadap isu anak, khususnya soal imunisasi,” ujarnya.
Untuk diketahui bahwa dalam acara Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak 2020 ini, panitia menerima total 413 karya untuk empat kategori lomba yaitu online/cetak, radio, televisi dan foto. Alex sapaan akrab Alexander ini berhasil menjadi pemenang kategori Spesial Mention untuk media cetak/online dengan judul ‘Bidan Penakluk Kerinci Seblat’.
Dirinya telah membuktikan diri bahwa pemuda Bengkulu pun dapat bersaing dengan jurnalis Se-Indonesia. Ia menyebut bahwa penghargaan yang ia terima merupakan langkah awal untuk dirinya terus berkarya. Ia pun berharap agar para tenaga medis yang menjadi garda terdepan pejuang kemanusiaan mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
“Tulisan mengenai ‘Bidan Penakluk Kerinci Sebelat’ ini hanyalah segelintir cerita bahwa masih ada tenaga medis di Provinsi Bengkulu bertahun-tahun berjuang di tengah hutan agar anak-anak di pedalaman mendapatkan hak hidup sehat. Semoga para pahlawan kemanusiaan ini kedepan mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pemerintah,” ucapnya.
Dirinya juga mengajak seluruh anak muda untuk terus berinovasi dengan menghasilkan karya-karya yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. Tidak lupa ia juga mengucapkan apresiasi dan penghargaannya terhadap para narasumber yang selama ini sudah ikut terlibat dalam penulisan karya jurnalistik tersebut.
“Pada prinsipnya ini bukanlah kemenangan akan tetapi penyemangat saya untuk terus berkarya, semakin kreatif dan inovatif. Terimakasih untuk semua pihak serta narasumber yang selama ini telah memberikan masukan,” tutupnya.
1. Pemenang Spesial Mention kategori Cetak/ Online
3. Pemenang Kategori Radio
Tim KBR, judul karya Hidup Usai Teror Episode 1-8”.
4. Pemenang Spesial Mention Kategori Radio
Eko Susanto (I Radio FM), judul karya Imunisasi Measles Rubelle, Upaya Melindungi Generasi Bangsa”.
5. Pemenang Kategori Televisi
Miftah Faridl dan Priyuda Anangga D (CNN Indonesia TV), judul karya Anakku Tidak akan Jadi Teroris”.
6. Pemenang Spesial Mention Kategori Radio
Muhammad Sridipo, Defry Novaldy dan Wahyu Santiko (Jawapos TV), judul karya Ironi Kontroversi Imunisasi”.
7. Pemenang Kategori Foto
Ignas Kunda (Media Indonesia), judul karya Perjuangan Warga Kampung Wololuba Demi Air Keruh”.
8. Pemenang Special Mention Kategori Foto