BATAM,SentralNews.com – Sepekan lalu ada kejadian menarik di Kota Tanjungpinang. Yakni pertemuan Forum RT/RW kota Tanjungpinang yang difasilitasi walikota Rahma dengan tamu istimewa Walikota Batam Muhammad Rudi.
Itu yang kemudian menjadi perdebatan dan pertanyaan bahkan protes dan kritik beberapa kalangan kepada Walikota Tanjungpinang. RT/RW merupakan struktural administrasi pemerintahan terendah yang menjadi ujung tombak di tengah masyarakat. RT/RW selalu memiliki peran strategis untuk kepentingan politik kekuasaan.
Maka pertemuan yang menghadirkan walikota Batam itu dianggap tidak beretika, karena secara hirarki tidak ada hubungan kerja apapun antara Walikota Batam dengan perangkat RT/RW seKota Tanjungpinang tersebut. Memberikan motivasi kayaknya perlu lebih dipertanyakan lagi prestasi nya.
Sederet kasus dugaan korupsi telah dilaporkan elemen masyarakat Kota Batam ke KPK. Meski sejauh ini belum ada respon positif dari lembaga antirasua itu, bukan tidak mungkin akan menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu ketika pas pemicunya tersentuh, sengaja atau tak sengaja.
Bukan hanya itu, bahkan ijazah yang digunakan Rudi selama memimpin Batam periode pertama nya sebagai walikota Batam sudah dilaporkan aktivis pendidikan ke Bareskrim Mabes Polri. Semua cuma menunggu proses berjalan. Dan itu bisa terjadi kejutan-kejutan, seperti tak terduganya Gubernur Kepri Nurdin Nasirun yang terkena OTT KPK atau Bupati Bintan Apri Sujadi.
“Apa memimpin Batam 2 periode yang hanya bisa membangun infrastruktur pelebaran jalan dan masjid itu dianggap sukses yang luar biasa. Bagaimana pertumbuhan ekonomi Batam yang di bawah nasional tidak mampu dibangkitkan?”
Pembangunan yang tidak direncanakan secara komprehensif, parsial dan sekedar mengejar prestis semata, yang justru berujung petaka karena hampir setiap hujan turun dengan intensitas tinggi pasti terjadi banjir. Hal yang belum pernah terjadi di era sebelumnya.
“Berapa investasi yang masuk ke Batam selama kepemimpinannya? Berapa angka pengangguran yang dapat dientaskan dari adanya investasi tersebut? Mungkin zero. Bahkan Batam menjadi kota pengangguran tertinggi di Kepri terakhir ini.”
Pertemuan RT/RW di Kota Tanjungpinang yang menghadirkan Muhammad Rudi itu justru hanya menunjukkan nafsu politik dan manuver murahan yang justru bisa mengganggu hubungan kerja dengan Gubernur. Tahun 2024 adalah tahun politik Rudi yang akan berlawan dengan Ansar Ahmad sebagai incumben.
Politik saling jegal dan saling salib di tikungan macam balapan MotoGP bakal terjadi dan semakin seru. Ketika politik tidak lagi memegang etika maka lawan politik juga pasti akan melakukan hal yang sama. Maka pertarungan yang seharusnya terjadi pada pilkada 2024 sudah dimulai sejak dini. Jika tidak ada yang tersangkut hukum, tentu akan menarik disimak selanjutnya. Untuk itu juga akan semakin menarik perhatian untuk terus dikupas dan diulasnya.
Oleh Cak Ta’in Komari SS
Jurnalis Freelance & mantan Dosen UNRIKA Batam.