Bengkulu, SentralNews.com – Dosen Universitas Bengkulu (Unib) berhasil menciptakan early warning sistem atau alat pendeteksi banjir pertama di Bengkulu.
Keberadaan alat pendeteksi banjir ini pun mendapatkan apresiasi dari DPRD Kota Bengkulu. Seperti diungkapkan Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu, Alamsyah. Alamsyah mendorong agar alat pendeteksi banjir ini dikenalkan ke pemerintah daerah.
“Tentu kami mendukung, segala sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat kita dukung. Silahkan dilaksanakan uji validasi, tingkat efektivitas nya seperti apa, bisa melalui BPBD, atau ke kepala daerah,” kata Alamsyah, Senin (15/8/2022).
Banjir di Kota Bengkulu memang masih menjadi PR bersama. Apalagi, kerugian yang disebabkan bencana ini tidak sedikit jumlahnya.Untuk itu, memang harus ada inovasi untuk mencegah bencana banjir tersebut
“Karena memang sumber banjir ada dua. Ada dari aliran sungai yang curah hujannya tinggi, atau dengan banjir kirim dari hulu,” jelasnya.
Untuk diketahui, di awal Agustus ini melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat ( DRTPM ) Universitas Bengkulu 2022 berhasil melakukan Pembuatan Alat Pendeteksi Banjir Dibendungan Air Napal Menggunakan Komunikasi Nirkabel. Yang digagas oleh Junas Haidi , S.T. , M.T Hendi Santosa , S.T. , M.T. , Ph.D. Lindung Zalbun Mase , S.T. , M.T. , Ph.D.
“Kita apresiasi itukan penelitian yang bermanfaat. Khususnya di Kota Bengkulu, karena memang sering terjadi banjir. Silahkan nanti alat itu dikembangkan oleh penelitian Unib agar lebih efesien, ” ucapnya.
Sehingga nanti, lanjutnya, Kota Bengkulu memiliki alat untuk warning banjir ini. Apalagi, untuk Kota Bengkulu ada tiga sungai, dan juga lokasi potensi banjir di Kota Bengkulu tersebar dengan variansi ketinggian air yang berbeda.
“Ini alat kan untuk memberikan warning untuk potensi adanya banjir. Saya kira ini bisa dipresentasikan ke pemerintah. Sehingga nanti kita bisa mendeteksi, adanya banjir,” terang Alamsyah.
Sebagai informasi, sumber pendanaan tim yang membuat alat pendeteksi banjir ini berasal dari Kementerian Pendidikan RI. Lalu bekerja sama dengan RT 21 Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.
Cara kerjanya bila ketinggian air naik 30 cm maka, alat ini akan membunyikan sirine selama 5 menit. Sedangkan jika level air itu masih naik maka di level 50 cm itu akan membunyikan warning selama 15 menit.
Kelebihan lainnya alat ini tidak menggunakan listrik PLN, tapi menggunakan solar cell. Sehingga bila akan dipasang di hulu sungai, maka bisa mendeteksi berapa jam banjir tiba di Kota Bengkulu.
“Dengan kapasitas air sekian, dan lamanya banjir ini berapa lama sampai ke Bengkulu. Sehingga nanti ada antisipasi, aspek apa yang di berikan oleh pemerintah, langkah apa yang akan diambil, ” ujar Alamsyah. (Adv)