Gelar Rapat Telaah, Capaian Program KKBPK BKKBN Provinsi Bengkulu Ideal

BENGKULU- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bengkulu menggelar rapat telaah tengah tahun program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)  tingkat Provinsi Bengkulu.

 

Digelar di Hotel Nala Sea Side, pada Rabu (21/8/2019), rapat telaah yang dibuka langsung Kepala Pewakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Busmar Edisyaf, mengangkat tema “Melalui Optimalisasi Penyuluh KKBPK dan Intervensi Kampung KB Kita Bangun Keluarga Kecil Guna Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia Dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik  Indonesia”.

 

Penyelenggaraan rapat telaah program KKBPK Provinsi Bengkulu tahun 2019 ini merupakan salah satu kegiatan evaluasi pelaksanaan program KKBPK dan menyusun langkah-langkah strategis sisa semester dua yang dianggap perlu untuk direncanakan dan dirumuskan.

 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Busmar Edisyaf dalam sambutannya mengatakan, capaian program KKBPK BKKBN Provinsi Bengkulu berada dalam kuadran IV atau dalam kondisi ideal.

 

“Meskipun pencapaian program KKBPK Provinsi Bengkulu berada dalam kuadran IV atau kondisi ideal, namun sikap puas diri harus dihilangkan karena masih ada target-target yang belum tercapai dalam pelaksanaan KKBPK,” tutur Busmar Edisyaf.

Capaian kinerja terendah perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu bila dikaitkan dengan target Renstra (Rencana Strategi) adalah tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi, angka kelahiran pada remaja 15-19 tahun dan unmet need,  sedangkan apabila dilihat dari capaian KKP, capaian terendah adalah persentase kehamilan yang tidak diinginkan sebesar 8,7 persen.

 

Sesuai Renstra revisi perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu tahun 2015-2020, pada tahun 2019 ini perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu harus dapat mencapai sasaran-sasaran strategis berikut :

 

  1. Angka kelahiran total (TFR)  sebesar 2,62 persen

2.Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR) sebesar 68,13 persen

  1. Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)  4,68 persen
  2. Angka kelahiran pada kelompok usia 15-19 tahun (ASFR) : 27 kelahiran per 1.000 wanita
  3. Meningkatnya peserta KB aktif metode kontrasepsi jangka panjang 24,71 persen.

“Pencapaian sasaran-sasaran tersebut merupakan bagian yang penting dan akan turut menentukan pencapaian sasaran pembangunan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga pada akhir periode RPJMN dan Renstra BKKBN 2015-2019,” sambungnya.

 

Berikut beberapa point langkah percepatan pelaksanaan kegiatan prioritas program KKBPK tahun 2019 antara lain yakni : penurunan unmet need, penurunan tingkat putus pakai, penurunan ASFR, dan penurunan kehamilan yang tidak diinginkan.

 

“Upaya yang dilakukan tidak hanya fokus pada pembenahan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB, tetapi terus membenahi pelaksanaan pelayanan KB Era JKN, penerapan dan pelaksanaan promosi dan konseling kesehatan reproduksi yang berbasis komunitas/poktan, pendewasaan usia kawin pertama melalui kegiatan peningkatan pemahaman dan kesadaran kesehatan reproduksi dan kesiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja,” tutup Busmar Edisyaf. ADV.(Lcy)