Hari Valentine, WCC Kampanye Tolak Perkawinan Anak

Bengkulu, sentralnews.com- Merayakan valentine day yang identik dengan hari kasih sayang, Women Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan Bengkulu justru mengkampanyekan tolak perkawinan anak.

Direktur Eksekutif WCC Cahaya Perempuan, Tini Rahayu mengatakan, hari kasih sayang seharusnya dirayakan tanpa syarat. Menurutnya, hari kasih sayang bukan momen untuk melakukan kekerasan seksual yang malah berujung pada perkawinan anak.

“Hari kasih sayang seharusnya dirayakan dan diucap tanpa alasan, bukan dibungkus untuk melakukan kekerasan seksual, ini namanya kekerasan seksual terselubung, karena relasi mereka adalah pacaran, sehingga bagaimana kita sikapi ini, cara mengkampanyekan pencegahan kawin anak,” kata Tini, Jum’at (14/2) di Hotel Santika Bengkulu.

Perkawinan anak, lanjut Tini, merupakan imbas dari pergaulan bebas. Dimana pergaualan bebas sering kali berujung pada kehamilan yang tak diinginkan. Ia menyebutkan, Bengkulu sendiri masuk zona merah perkawinan anak.

“Bengkulu masuk 10 besar provinsi dengan kasus perkawinan anak terbanyak, terutama di daerah Kaur, Mukomuko, dan seluma. Tercatat pada 2017 terdapat sebesar 16,17 persen perempuan yang melakukan perkawinan anak dan 9,89 persen hamil dibawah usia 16 tahun,” tuturnya.

Dalam hal ini, kata Tini, solusi untuk meminimalkan angka perkawinan anak, selain pemerintah harus menggencarkan wajib belajar 12 tahun, juga diperlukan pendidikan seks sejak dini.

“Anak-anak harus dijarkan oleh orang tuanya bagaimana mengenal organ tubuh mereka, mana yang boleh disentuh orang lain, dan mana yang tidak boleh,” demikiannya. (Lcy)