Bengkulu, sentralnews.com- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggunakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) untuk mempermudah transaksi pembayaran.
Selain itu, sistem transaksi pembayaran yang dilakukan 100 persen secara digital dapat terhindar dari transaksi uang palsu. Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Joni Marsius dalam kegiatan Pre-Coaching Clinic and Onboarding di Hotel Grage Bengkulu, Kamis (12/3) untuk mendukung Pekan QRIS 2020 yang akan diselenggarakan pada 14-15 Maret 2020 di Bencoolen Mall.
“QRIS bisa menghindarkan pelaku UMKM atau pedagang dari uang palsu. Ini solusi dari kita, jangan sampai untung tidak seberapa malah jadi korban uang palsu. Uang palsunya tidak banyak cuma selembar, tapi Rp 100 ribu, jelas itu buat sakit hati,” kata Joni.
Tercatat sepanjang Januari 2019 hingga Oktober 2019, Kantor Perwakilan BI Bengkulu menemukan sebanyak 304 lembar uang palsu yang didominasi pecahan Rp 100 ribu. Hal ini membuktikan bahwa peredaran uang palsu masih marak terjadi.
Tak hanya terhindar dari uang palsu, dengan menggunakan QRIS masyarakat serta pelaku UMKM dapat bertransaksi dengan mudah. Sebab sistem pembayaran QRIS telah merangkul seluruh sistem QR Code yang menggunakan Merchant Presented Mode (MPM), dimana untuk bertransaksi maayarakat hanya cukup satu scan QR yang tersedia di merchant yang bekerja sama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) seperti Go Pay dan OVO.
“Pedagang tidak perlu banyak QR Code, masyarakat juga tidak perlu banyaj uang digital. Jadi begitu UMKM sudah menerima pembayaran pakai QRIS, pengguna cukup scan QR Code dan pembayaran selesai,” pungkas Joni. (Lcy)