FGD Bahas Pencegahan Paham Radikal dan Terorisme

Bengkulu,  Sentralnews.com- Sekretaris Daerah provinsi Bengkulu Hamka Sabri mengajak masyarakat untuk memahami informasi yang layak untuk dikonsumsi agar terhindar dari paham radikal. Untuk itu, menurut Sekda Hamka, media memiliki peran sangat penting dalam mencegah terorisme. Khususnya, dalam menyajikan berita-berita yang positif.

“Media harus mampu berkontribusi dalam penyampaikan berita secara baik kepada masyarakat dalam pencegahan paham radikal dan terorisme,” terang Hamka saat membuka acara Forum Group Discussion (FGD) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Bengkulu, Kamis (03/9) bertempat di Hotel Grage Horizon Bengkulu.

Tambah Sekda Hamka, hal ini dapat terwujud melalui adanya kerjasama yang baik semua kalangan. Baik dari pihak media maupun masyarakat itu sendiri. Menurut Hamka, Masyarakat juga dituntut untuk bisa memahami dan menerima informasi yang perlu dikonsumsi, sehingga terhindar dari ideologi yang tidak positif.

Hamka menilai diperlukan sinergi dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Karena pemerintah dan aparatur keamanan tidak bisa bergerak tanpa adanya bantuan seluruh elemen masyarakat sebagai penggerak di garda terdepan.

“Bersinergi bersama yang selama ini sudah kita lakukan, sudah membawa Provinsi Bengkulu berada diurutan kedua terbawah akan bahaya radikalisme dan terorisme. Ini merupakan langkah maju untuk Bengkulu yang merupakan Provinsi dengan keamanan yang baik di mata Nasional,” kata Hamka.

Hal terpenting lagi menurut Sekda adalah masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Bengkulu dapat menanamkan dalam diri akan bahaya paham radikalisme dan terorisme.

“Saya menanggap tema ini sangat menarik. Jika seluruh masyarakat kita menyatakan bahwa “Indonesia Adalah Kita”, maka semua akan aman. Ya, tinggal lagi bagaimana menjabarkan tema seperti ini agar betul-betul masuk kedalaman jiwa masyarakat,” tutup Hamka.

Di samping itu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Bengkulu, M. Ruslan Riza mengatakan perlu adanya proses pembelajaran ke masyarakat Provinsi Bengkulu sendiri, untuk bisa memanfaatkan platform media secara baik dan bijaksana.

“Berbagai elemen di Masyarakat, tak terkecuali aparat penegak hukum adalah kelompok yang rentan terpapar. Untuk itu diharuskan mendapatkan pembelajaran mengenai metode pengenalan berita bohong (Hoax), serta mekanisme melawannya dengan positif,” Jelas Ruslan.

Terkait posisi Provinsi Bengkulu yang berada dua terendah akan bahaya radikalisme dan terorisme, Ruslan berharap agar masyarakat Provinsi Bengkulu selalu kompak dalam memutuskan mata rantai radikalimes dan terorisme, sehingga Provinsi Bengkulu bersih dari ancaman bahaya tersebut.