Bengkulu, Sentralnews.com- Pemkot Bengkulu melalui Dirut Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu Lista Cherylviera mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan berbohong terhadap tenaga medis (Nakes), terkait upaya Helmi yang memberikan perhatian khusus kepada para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
Helmi waktu itu memang menyiapkan 50 kamar hotel bagi para tenaga medis untuk beristirahat usai menjalankan tugas menangani pasien Corona yakni Mercure Hotel.
“Pemkot Bengkulu berkeinginan pada waktu itu memilih Mercure Hotel untuk kerja sama menjadi tempat isolasi tenaga medis yang telah berjuang di garda terdepan menangani Covid-19 di Kota Bengkulu.” terang Lista, Minggu, 27 September2020.
Helmi Hasan, tegasnya, tidak berbohong, negoisasi pertama pihak manajemen Mercure sudah sepakat untuk MoU, akan tetapi pihak Mercure masih ingin koordinasi ke pusat. Hingga akhirnya Mercure menyetujui untuk melakukan MoU, tapi dengan syarat harus memblock sebanyak 50 kamar, terisi dengan tidak terisi harus tetap dibayar.
“Dengan Mercure belum sempat MoU, tadinya memang Pak Wali berkeinginan menempatkan di Mercure, namun persyaratan Mercure dengan memblock harus 50 kamar yang dibooking, terisi 10 harus tetap 50 kamar, itu akan terjadi pemborosan dan tidak sesuai dengan amanat efisien terhadap belanja uang negara,” jelasnya.
Kendati demikian, Pemkot Bengkulu tetap memposisikan nakes dengan perhatian khusus kepada para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 dengan melakukan MoU ke Splash Hotel.
“MoU-nya jadi beralih ke Splash Hotel saat itu dan RSHD sudah memanfaatkan Hotel Splash untuk nakes, dan sampai hari ini nakes yang ingin menggunakan hotel tersebut masih diperbolehkan, akan tetapi nakes ini berkeinginan untuk tetap nginap di rumah masing-masing,” demikian Lista.