Pilu Anak Penyandang Disabilitas Ganda Selama 11 Tahun Hanya Bisa Terbaring, Butuh Perhatian Penerintah

Mamasa, Sentralnews.com – Semua orang tua menginginkan pertumbuhan anaknya sehat jasmani sejak lahir hingga tumbuh dewasa.

Begitupun sebaliknya masa kanak-kanak merupakan impian setiap anak anak untuk bisa bermain dengan sebayahnya

Namun hal tersebut tidak sepenuhnya bisa dirasakan oleh semua anak untuk bisa memenuhi keinginan tersebut.

Ia adalah Novita dari pasangan Ibu Dewi marnita dan bapak Novan hayadi yang kini sudah berusia 11 tahun yang hanya bisa berbaring dari sejak dia lahir hingga usianya yang ke 11 tahun.

Malang menimpa dirinya karna tidak bisa menikmati masa kanak-kanaknya seperti layaknya anak-anak sebayahnya.

Novita mengidap penyakit Hidrosefalus (cairan dalam otak) sejak ia lahir yang membuatnya harus terbaring di tempat tidur selama 11 tahun.

Hingga kondisi Novita saat ini sangat memprihatinkan selain hanya bisa terbaring, melawan penyakitnya, Novita juga tidak bisa berbicara. Dan bisa dikatakan Disabilitas ganda

Sehari-hari, Novita hanya bisa berbaring lemas dan tak bisa berbuat banyak. Meski usianya sudah cukup 11 tahun, tetapi Novita tak bisa lari-larian dan bermain seperti anak lainnya. Badan Novita pun kurus akibat asupan gizi yang tidak mencukupi dan kondisinya sangat memprihatinkan saat ini.

“Sejak dia lahir memang sudah ada kelainan pada kepalanya setelah kami membawanya ke rumah sakit di Makassar dokter menyatakan kalau dia mengidap penyakit Hidrosefalus atau cairan dalam otak,” Ucap Dewi marnita Rabu 12 Juli 2023.

Sambil membelai rambut Novita di pembaringan penuh dengan kesedihan ibu Dewi Martina menjelaskan kondisi anaknya tersebut sudah 11 tahun hanya bisa terbaring selain tidak bisa berbicara dia juga tidak bisa berjalan meskipun usianya sudah 11 tahun dan kondisi tubuhnya semakin memburuk.

Dewi marnita dan suaminya Novan hanya bisa pasrah dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan yang maha kuasa kiranya ada keajaiban dari Tuhan sehingga anaknya bisa sembuh meskipun kondisi anaknya tersebut semakin memprihatinkan.

“Saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan semoga ada keajaiban untuk anak saya tercinta agar dia sembuh,”Kata Dewi

Dewi marnita berharap kiranya pemerintah ada perhatian kepada anak semata wayangnya tersebut.

“Semoga pemerintah ada perhatian kepada kami selaku masyarakat tidak mampu,” ujar Dewi.

Sedangkan, Bapak novan hanyalah buruh kasar dengan penghasilan tak menentu. Sementara keseharian ibu Dewi marnita hanya bisa merawat Novita.

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata layak atap yang seadanya bolong di sana-sini dan dinding yang terpaksa ditutupi terpal serta spanduk bekas.

Mereka bertiga hidup di rumah berukuran 3×2 yang sangat memprihatinkan di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Pewarta : Sakaria