Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Minus

Bengkulu, sentralnews.com- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Bengkulu pada 2019 lalu minus 0,03 persen bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 lalu yang mencapai 4,99 persen. Sedangkan pada 2019 pertumbuhan ekonomi tercatat hanya sebesar 4,96 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kita pada 2019 lalu mengalami perlambatan dibandingkan 2018 lalu, hal ini disebabkan situasi perekonomian global yang belum membaik, sehingga menyebabkan beberapa harga komoditas seperti batu bara dan CPO ikut terimbas dan berdampak kepada daerah,” ujar Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Rifat Pasha, Senin (10/2).

Rifat mengatakan, melambatnya ekonomi tersebut bersumber dari lapangan usaha utama daerah seperti pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan besar dan eceran serta lapangan usaha industri pengolahan.

“Dari sisi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pangsa sebesar 27.78 persen hal ini disebabkan belum masuknya musim panen tanaman pangan serta berlangsungnya musim kemarau yang panjang sehingga mengganggu produksi secara umum,” sambungnya.

Perdagangan besar dan eceran pangsa sebesar 15.23 persen hal ini disebabkan melambatnya perdagangan barang tahan lama serta perdagangan besar komoditas utama daerah seperti tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura.

“Sedangkan pada industri pengolahan sebesar 6.07 persen hal ini disebabkan oleh ekspor luar negeri belum menguat sebagai dampak menurunnya volume perdagangan global ditengah keterbatasan bahan baku karena gangguan cuaca dan konstruksi dengan pangsa sebesar 5.44 persen disebabkan penyelesaian proyek pembangunan pemerintah dan swasta yang didukung oleh kecenderungan akselerasi realisasi belanja modal diakhir tahun,” imbuhnya.

Disisi pengeluaran perekonomian Bengkulu pada konsumsi rumah tangga pangsa sebesar 62.92 persen, investasi pangsa sebesar 44.03 persen, ekspor barang jasa pangsa sebesar 35.03 persen dan konsumsi pemerintah pangsa sebesar 20.68 persen.

“Untuk kondisi inflasi di Bengkulu sendiri pada bulan Desember 2019 sebesar 0.59 persen (mtm) cenderung meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0.14 persen,” ungkap Rifat.

Capaian ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya dengan inflasi sebesar 0.54 persen (mtm) maupun terhadap nasional yang mengalami inflasi sebesar 0.34 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, inflasi sampai dengan bulan Desember mencapai level 2.91 persen (yoy) lebih tinggi dari level nasional sebesar 2.72 (yoy). (Lcy)