Bengkulu, sentralnews.com- Menyebarnya Virus Corona di wilayah Indonesia sontak membuat masyarakat ketakutan dan geger hingga memborong masker dan hand sanitizer di Apotek, ritel modern, maupun pusat perbelanjaan lainnya. Selain itu, banyak oknum yang meraup keuntungan dengan melakukan penimbunan masker dan hand sanitizer sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Sama seperti wilayah lain, Bengkulu pun mengalami kekurangan stok masker dan hand sanitizer. Bahkan Kabid Dokkes Polda Bengkulu Kombespol dr. I G.A A. Diah Yamini D, Sp. THT-KL mengeluhkan kurangnya pasokan masker di RS Bhayangkara Bengkulu, sehingga masker dipakai berulang kali.
Menurut Diah, terjadi kesalahpahaman di masyarakat mengenai objek yang wajib dan tidak wajib memakai masker. Ia menyebutkan penggunaan masker sebenarnya lebih dianjurkan untuk yang sakit, seperti flu dan batuk serta pelaku profesi yang berhadapan langsung dengan pasien.
“Ada kesalahpahaman dimasyarakat tentang siapa saja yang harus dan tidak menggunakan masker,” katanya saat sosialisasi mengenai Virus Corona, Jum’at (6/3).
Kurangnya stok masker di Bengkulu membuat resah masyarakat, khususnya dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien yang memiliki gejala gangguan pernapasan.
“Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan seluruh personil, keluarga dan masyarakat dilingkungan kita berada mengetahui prioritas utama dalam penggunaan masker,” lanjut Dyah.
Sementara itu, pantauan sentralnews.com di Apotek Kimia Farma Padang Jati Bengkulu, diakui pegawai apotek (apoteker) stok masker di Apotek sudah tidak ada sejak dua bulan lalu.
“Banyak yang tanya, tapi stok kota sudah lama kosong, sudah 2 bulan,” ungkapnya beberapa waktu lalu. (Lcy)