Bakal Naik Penyidikan, Kejari Tunggu Audit BKP Sport Center Lapangan Hatta

Tampak depan, Kantor Kejaksaan Negeri Lebong

Lebong, Sentralnews.com – Proyek pembangunan Sport Center Lapangan Hatta di Desa Kampung Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara, kembali menjadi sorotan. Setelah atap tribun penonton roboh, kini muncul dugaan kuat bahwa pekerjaan proyek bernilai Rp5 Miliar itu tidak sesuai spesifikasi (spek) dan jauh dari standar mutu yang semestinya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Kejaksaan Negeri (Kejari) Lebong telah memutus pendampingan hukum (Datun) terhadap proyek tersebut sejak 12 Desember 2024, akibat indikasi kuat bahwa pekerjaan di lapangan tidak beres.

Kajari Lebong Evelin Nur Agusta, SH, MH, melalui Kasi Pidsus, Robby Rahditio Dharma, SH, MH, menyebut, langkah tegas pemutusan pendampingan diambil karena tim jaksa pendamping menilai kualitas pekerjaan tidak memenuhi standar, bahkan diwarnai keterlambatan yang berpotensi merugikan keuangan negara, Senin (6/10/2025).

“Kami sudah menarik pendampingan untuk proyek tersebut, karena memang hasil pantauan di lapangan tidak sesuai spek, dan pekerjaan tersebut tidak beres. Selain itu, pekerjaan juga terlambat. Kami tidak mau ikut menanggung risiko atas proyek yang bermasalah,” ungkapnya.

Pihak Kejari menegaskan, saat ini Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah dilibatkan untuk menghitung secara detail pekerjaan yang belum dibayarkan dan memastikan besaran potensi kerugian negara.

“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan BPKP. Jangan sampai nanti ada klaim ganda atau temuan yang tumpang tindih. Setelah hasil resmi keluar, baru kami bandingkan dengan temuan lapangan kami,” tegas Kasi Pidsus Kejari Lebong, Robby Rahditio Dharma, SH, MH.

Menurut Robby, laporan masyarakat mengenai indikasi korupsi dalam proyek Sport Center Lapangan Hatta juga sedang ditindaklanjuti. Seluruh dokumen kontrak, data teknis, hingga nama-nama pihak terkait sudah dikantongi oleh penyidik.

“Kalau dari hasil pemeriksaan BPKP nanti terbukti ada item pekerjaan yang tidak sesuai dan menimbulkan kerugian negara, maka akan kami tingkatkan ke tahap penyidikan. Semua laporan masyarakat pasti kami tindak lanjuti,” ujarnya tegas.

Kondisi bangunan yang kini rusak, termasuk robohnya atap tribun penonton, menjadi bukti nyata lemahnya pengawasan dan buruknya mutu pekerjaan. Padahal, proyek tersebut belum lama selesai dan belum sepenuhnya diserahterimakan.

“Ini yang kita soroti. Kalau bangunan baru sudah rusak, bahkan atapnya sampai roboh, jelas ada masalah serius, entah di perencanaan, pelaksanaan, atau pengawasan. Fakta di lapangan tidak bisa dibantah,” tambah Robby.

Kejari memastikan akan menelusuri seluruh aliran anggaran serta proses pelaksanaan proyek. Bila ditemukan bukti kuat adanya perbuatan melawan hukum dan kerugian negara yang signifikan, maka kasus ini akan dibawa ke meja penyidikan pidana.

“Kita sudah mencium aroma ketidakberesan sejak awal. Makanya pendampingan kami cabut. Sekarang tinggal menunggu hasil resmi BPKP, setelah itu kita bergerak,” tandas Robby.

Sebelum roboh, warga sempat melihat atap tribun tergenang air sejak beberapa bulan terakhir, tanda kuat menunjukkan bahwa kondisi bangunan memang sudah memprihatinkan.

Dari pantauan di lapangan, banyak ditemukan keretakan di sisi lain bangunan, lantai lapangan yang retak dan terkelupas, hingga pondasi dan diding depan bangunan yang pecah-pecah.

Diketahui, volume atap yang roboh memiliki panjang sekitar 17 meter dan lebar 6,5 meter, dengan beban mencapai kurang lebih 2 ton, atap tribun hanya ditopang dengan beberapa baut berukuran 16 sebagai penyangga.

Hingga kini, pihak rekanan belum memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut. Masyarakat pun menuntut agar dilakukan investigasi menyeluruh, karena jika benar proyek senilai miliaran rupiah itu dikerjakan asal-asalan, maka ini bukan sekadar kelalaian, tetapi bentuk kesengajaan demi mendapatkan keuntungan secara pribadi dari proyek itu.

Sementara itu, dari informasi yang beredar, progres fisik proyek Sport Center Lapangan Hatta baru mencapai sekitar 50 persen dan sebagian pembayaran masih tertunda.

Kondisi tersebut memperkuat dugaan bahwa proyek ini sarat persoalan dan berpotensi menimbulkan kerugian negara yang tidak sedikit, ditambah lagi dengan kerusakan terbaru yang mengakibatkan atap tribun penonton roboh. (FR)