Bengkulu, SentralNews.com – Dalam penanganan banjir di kabupaten Mukomuko termasuk pasca banjir di Desa Pondok Batu Kec. Kota Mukomuko, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Melakukan pensinkronan semua program pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat, Jumat (25/2/2022).
Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Jaduliwan, SE, MM menegaskan, usulan anggaran penanganan pasca banjir di desa tersebut, telah diajukan sebesar Rp 15 miliar ke Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB).Menurutnya, anggaran itu untuk membangun jembatan yang amblas akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu, termasuk untuk kegiatan penanganan erosi Sungai Selagan yang kondisinya kini semakin mengkhawatirkan. Hanya saja, berapa yang bisa diakomodir dari jumlah usulan anggaran yang disampaikan, ia belum tahu. Sebab tim dari BNPB yang akan turun dan menghitung kebutuhan anggaranya.
“Yang jelas, penanganan pasca banjir di desa itu sudah kami usulkan Rp 15 miliar. Bahkan pak Gubernur bersama jajaran juga sudah turun dan meninjau lokasi untuk melihat kondisi di lapangan. Pak Gubernur mendukung agar penanganan banjir di desa itu cepat diatasi,” tegas Jaduliwan.
Selain pembangunan jembatan dan penanganan erosi Sungai Selagan, BPBD Provinsi juga mengajukan anggaran untuk kegiatan normalisasi Sungai Selagan dari mulai hulu hingga hilir. Usulan tersebut disampaikan ke BNPB dan pemerintah pusat. Sebab untuk penanganan tersebut, butuh kolaborasi semua pihak mulai pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
“Sempitnya aliran sungai, menjadi biang kerok penyebab banjir akibat tidak mampu menampung aliran air dari drainase pembuangan di sejumlah titik ketika curah hujan tinggi. Kondisi itu harus segera disikapi, dan butuh kolaborasi dari semua pihak,” katanya.
Jaduliwan mengaku,ia masih melakukan inventarisir ke lapangan untuk memastikan titik mana saja yang menjadi potensi terjadinya bencana alam baik banjir, tanah longsor, termasuk erosi sungai. Data sementara yang ia dapat dari BPBD Kabupaten Mukomuko, ada sejumlah titik bencana erosi sungai yang harus ditangani cepat. Seperti erosi Sungai Muar di Ipuh yang kini sudah mengancam bangunan tempat pelelangan ikan (TPI), erosi Sungai Manjunto yang kini terus mengancam rumah warga dan pemakaman umum, termasuk erosi sungai di wilayah Kecamatan Teras Terunjam yang sudah nyarus menerjunkan rumah warga setempat.
“Semua kita inventarisir. Kalau sudah selesai, baru kita ajukan anggaranya di tahun 2023. Sebab saya di BPBD Provinsi ini baru dan sepengatahuan saya di tahun 2022 ini tidak ada anggaran untuk kegiatan penanganan banjir atau erosi sungai di Kabupaten Mukomuko. Yang ada hanya ada satu kegiatan yaitu di Kabupaten Kaur,” jelas Jaduliwan.
Diwaktu berbeda Anggota DPRD Provinsi Benkulu Zainal, S. Sos mengatakan akan memperjuangkan anggaran yang akan diajukan BPBD Provinsi di DPRD Provinsi agar bagaimana pemulihan pasca bencana kembali lebih cepat terjadi.
“saya sependapat dengan Kepala BPBD bahwa pemulhan pasca bencana harus dikedepankan karena ini bersentuhan dengan masyarakat langsung, dan kita selaku wakil masyarakat di DPRD akan akan memperjuangkan itu,”(ADV)